RITUAL HAJI
Oleh; Ustadz Ma’ruf
Khozin
1.
Salat Arbain di Madinah
Pertanyaan:
Selama
kami mengikuti bimbingan ibadah haji, kami diajarkan agar tidak meninggalkan
salat 40 kali secara berjamaah di Masjid Nabawi. Adakah keutamaan salat
tersebut? H Wawan S, Sby
Jawaban:
Salat di
Masjid al-Haram, Masjid Nabawi di Madinah dan masjid al-Aqsha di palestina
memiliki keutamaan tertentu yang dijelaskan dalam hadis-hadis sahih,
diantaranya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ h أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله تعالى عليه
قَالَ صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ (رواه البخارى رقم
1190)
“Salat di masjid saya ini lebih baik
daripada 1000 kali salat di masjid yang lain, kecuali masjid al-Haram” (HR al-Bukhari No 1190)
Sedangkan
dalil salat jamaah Arbain adalah hadis berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنِ النَّبِىِّ صلى الله تعالى عليه أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى فِى مَسْجِدِى
أَرْبَعِينَ صَلاَةً لاَ يَفُوتُهُ صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ
وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَبَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ (قلت روى الترمذي بعضه رواه
أحمد والطبراني في الأوسط، ورجاله ثقات اهـ. مجمع
الزوائد ومنبع الفوائد ج 4
/ ص 13)
“Diriwayatkan dari Anas dari Nabi Saw:
“Barangsiapa salat di masjid ku ini (Madinah) sebanyak 40 kali salat, ia tidak
pernah terlewati salat tersebut, maka ia dicatat bebas dari neraka, selamat
dari siksa dan bebas dari kemunafikan”. al-Hafidz al-Haitsami berkata: Diriwayatkan oleh Turmudzi
sebagiannya, diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dalam al-Ausath, para
perawinya terpercaya. Majma’ az-Zawaid 4/13)
2.
Umrah Berkali-Kali
Pertanyaan:
Saya di KBIH maupun
Travel Umrah menerapkan ibadah umrah sebanyak-banyaknya setiap ada waktu
longgar, baik sebelum atau sesudah haji, di bulan Ramadlan dan lainnya.
Sebenarnya bagaimana hukumnya? Mengingat ada anggapan bahwa hal itu tidak ada
dalilnya. H Salim Akbar.
Jawaban:
Ada sebuah hadis:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله تعالى عليه تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ
فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ
الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ
دُونَ الْجَنَّة (أخرجه أحمد رقم 3669 والترمذى رقم 810 وقال : حسن صحيح غريب
والنسائى فى الكبرى رقم 3610) وابن حبان رقم 3693 وأبو نعيم فى الحلية (4/110)،
وأخرجه أيضًا البزار رقم
1722 وابن خزيمة رقم 2512
والطبرانى رقم 10406) .
"Iring-iringilah
antara haji dan umrah, sebab keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa" (HR Ahmad No 3669,
Turmudzi No 810, ia berkata: Hadis ini Hasan Sahih. dan lainnya)
Dari
hadis ini al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
وَفِي حَدِيْثِ الْبَابِ
دِلاَلَةٌ عَلَى اسْتِحْبَابِ اْلاِسْتِكْثَارِ مِنَ اْلاِعْتِمَارِ خِلاَفًا
لِقَوْلِ مَنْ قَالَ يُكْرَهُ أَنْ يَعْتَمِرَ فِي السَّنَةِ أَكْثَرَ مِنْ
مَرَّةٍ كَالْمَالِكِيَّةِ
"Hadis ini adalah
dalil disunahkannya memperbanyak melakukan umrah. Hal ini berbeda dengan ulama
yang menilainya makruh dari kalangan madzhab Malikiyah" (Fathul Baari 3/598, Namun pendapat yang
menyatakan makruh dibantah oleh Ibnu Hajar)
Diriwayatkan
bahwa Abdullah bin Umar melakukan umrah 2x dalam setahun dimasa Zubair bin
Awwam, juga Aisyah berumrah 2x dalam setahun. Dan Ibnu Qayyim meriwayatkan
bahwa Sayidina Ali melakukan umrah berkali-kali dalam setahun ('Aun al-Ma'bud
Syarah Sunan Abi Dawud 5/329)
Mufti
al-Azhar, Mesir, juga memfatwakan bolehnya umrah berkali-kali sebagaimana
mayoritas ulama fikih. Beliau berkata di akhir fatwanya:
وَلَوْ أَرَادَ أَنْ يَهَبَ
ثَوَابَ الْعُمْرَةِ لِلأَمْوَاتِ فَلاَ مَانِعَ مِنْ ذَلِكَ أَبَدًا وَكُلُّ
قُرْبَةٍ يَهَبُ اْلإِنْسَانُ ثَوَابَهَا إِلَى الْمَيِّتِ يُرْجَى
انْتِفَاعُهُ بِهَا وَلَمْ
يَرِدْ مَا يَمْنَعُهُ
"Jika seseorang
(yang berkali-kali umrah) ingin menghadiahkan pahala umrahnya kepada
orang-orang yang telah wafat, maka boleh saja. Setiap ibadah yang pahalanya
dihadiahkan kepada orang yang telah wafat maka diharapkan bermanfaat baginya,
dan tidak ada dalil yang melarangnya" (Fatawa al-Azhar 9/335)[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar