NASAKH - MANSUKH
(ููุฃูู
ููุง
ุงููููุณูุฎู ููู
ูุนูููุงูู) ููุบูุฉู (ุงูุฅูุฒูุงููุฉู ููููุงูู ููุณูุฎูุชู ุงูุดููู
ูุณู
ุงูุธููููู ุฅูุฐูุง ุฃูุฒูุงููุชููู) ููุฑูููุนูุชููู ุจูุงููุจูุณูุงุทูููุง. (ูููููููู ู
ูุนูููุงูู
ุงูููููููู ู
ููู ููููููููู
ู ููุณูุฎูุชู ู
ูุง ููู ุงููููุชูุงุจู ุฅูุฐูุง ููููููุชููู ุจูุฃูุดูููุงูู
ููุชูุงุจูุชููู)
(ููุญูุฏูููู)
ุดูุฑูุนูุง (ุงูุฎูุทูุงุจู ุงูุฏููุงูู ุนูููู ุฑูููุนู ุงูุญูููู
ู ุงูุซููุงุจูุชู ุจูุงููุฎูุทูุงุจู
ุงููู
ุชูููุฏููู
ู ุนูููู ููุฌููู ููููููุงูู ููููุงูู ุซูุงุจูุชูุง ู
ูุนู
|
|
Nasakh secara lughat memiliki arti menghilangkan.
Diucapkan, โmatahari telah menghilangkan
bayanganโ, saat matahari melenyapkan dan menghilangkan bayangan dengan
pancaran sinar terangnya. Menurut pendapat lain, arti nasakh adalah memindah.
Diambil dari perkataan orang Arab, โaku
memindah isi kitabโ, saat aku memindahnya sekalian bentuk tulisan
aslinya.
Definisi nasakh secara syarโi adalah khithab yang
menunjukkan dihilangkannya hukum yang ditetapkan khithab sebelumnya, dengan
cara yang seandainya tidak ditemukan khitab (kedua) tersebut, maka hukum
tetap berlaku, serta datangnya khitab (kedua) setelah ada selang
waktu dari khithab
|
ุชูุฑูุงุฎููููู ุนููููู) ููุฐูุง ุญูุฏูู ุงููููุงุณูุฎู
ููููุคูุฎูุฐู ู
ููููู ุญูุฏูู ุงููููุณูุฎู ุจูุฃูููููู ุฑูููุนู ุงููุญูููู
ู ุงููู
ูุฐูููููุฑู
ุจูุฎูุทูุงุจู ุงูููู ุฃูุฎูุฑููู ุฃููู ุฑูููุนู ุชูุนูููููููู ุจุงูููููุนููู .
ููุฎูุฑูุฌู ุจููููููููู ุงูุซููุงุจูุชู ุจูุงููุฎูุทุงูุจู
ุฑูููุนู ุงููุญูููู
ู ุงูุซููุงุจูุชู ุจูุงููุจูุฑูุงุกูุฉู ุงููุฃูุตููููููุฉู ุฃููู ุนูุฏูู
ู
ุงูุชูููููููููู ุจูุดูููุกู.
ููุจูููููููููุง ุจูุฎูุทูุงุจู ุงููู
ูุฃูุฎูููุฐู ู
ููู
ูููุงูู
ููู ุงูุฑููููุนู ุจูุงููู
ูููุชู ููุงููุฌููููููู
ููุจููููููููู ุนูููู ููุฌููู ุงูููู ุฃูุฎูุฑููู ู
ูุง
ูููู ููุงูู ุงููุฎูุทูุงุจู ุงููุฃูููููู ู
ูุบููููุง ุจูุบูุงููุฉู ุฃููู ู
ูุนูููููุงู ุจูู
ูุนูููู
ููุตูุฑููุญู ุจูุงููุฎูุทูุงุจู ุงูุซููุงููู ุจูู
ูููุชูุถูู ุฐููููู ููุงูููููู ููุง ููุณูู
ููู
ููุงุณูุฎูุง ููููุฃูููููู ู
ูุซูุงูููู ูููููููู ุชูุนูุงููู:
"ุงูุฐูุง ููููุฏููู
ูููุตูููุงูุฉู ู
ููู ููููู
ู ุงููุฌูู
ูุนูุฉู ููุงุณูุนููู ุงูููู ุฐูููุฑู ุงูููู ููุฐูุฑููุง
ุงููุจูููุนู"
ููุชูุญูุฑูููู
ู ุงููุจูููุนู ู
ูุบููููุง ุจูุงููููุถูุงุกู
ุงููุฌูู
ูุนูุฉู ูููุงู ููููุงูู ุฃูููู ููููููู ุชูุนูุงููู:
"ููุงูุฐูุง ููุถูููุชู
ุงูุตูููุงูุฉู ููุงููุชูุดูุฑููุง
|
|
(pertama).
Penjelasan ini adalah definisi dari nasikh (dalil penasakh). Dari pengertian
nasikh inilah, definisi nasakh diambil, yakni menghilangkan hukum yang
tersebut di atas menggunakan khithab dan seterusnya. Dalam arti,
menghilangkan keterkaitan hukum dengan perbuatan manusia.
ยง Dari ucapan pengarang, โyang ditetapkan khithab
sebelumnyaโ, mengecualikan dihilangkannya hukum yang ditetapkan berdasarkan baraโah ashliyah (tidak adanya
tanggungan secara asal), yakni tidak adanya tuntutan atas sebuah perbuatan.
ยง Dari ucapanku (pensyarah), โmenggunakan khithabโ yang diambil dari perkataan pengarang,
mengecualikan hilangnya hukum sebab kematian dan gila.
ยง Dari ucapan pengarang, โdengan caraโฆdan seterusnyaโ, mengecualikan ketika khithab pertama
dibatasi dengan batas akhir atau diikat dengan sebuah alasan makna, kemudian khithab
kedua menjelaskan kesimpulan dari batas dan alasan makna tersebut. Maka
khithab kedua ini tidak bisa disebut menasakh khithab pertama. Contoh firman
Allah swt QS. Al-Jumโah:09:โApabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beliโ
Haramnya melakukan transaksi jual beli dibatasi
dengan batas akhir selesainya shalat jumโat. Maka firman Allah swt QS.
Al-Jumโah:10: โApabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan
|
ููู ุงููุฃูุฑูุถู
ููุงุจูุชูุบููุง ู
ููู ููุถููู ุงูููู"
ููุงุณูุฎู ููููุฃูููููู ุจููู ุจูููููู ุบูุงููุฉู
ุงูุชููุญูุฑูููู
ู ููููุฐูุง ูููููููู ุชูุนูุงููู:
"ููุญูุฑููู
ู
ุนูููููููู
ู ุตูููุฏู ุงููุจูุฑูู ู
ูุง ุฏูู
ูุชูู
ู ุญูุฑูู
ูุง"
ูุงู ููููุงูู ููุณูุฎููู ูููููููู ุชูุนูุงููู:
"ููุงูุฐูุง
ุญูููููุชูู
ู ููุงุตูุทูุงุฏูููุง"
ููุฃูููู ุงูุชููุญูุฑูููู
ู ููููุฅูุญูุฑูุงู
ู ููููุฏู
ุฒุงููู ููุฎูุฑูุฌู ุจููููููููู ู
ูุนู ุชูุฑูุงุฎููููู ุนููููู ู
ูุง ุงุชููุตููู ุจูุงููุฎูุทุงูุจู
ู
ููู ุตูููุฉู ุงููู ุดูุฑูุทู ุงููู ุงูุณูุชูุซูููุงุกู
|
|
carilah karunia Allahโ
tidak bisa dikatakan menasakh khithab pertama, namun
(ayat ini) sekedar menjelaskan batas akhir keharaman. Contoh lain, firman
Allah swt QS. Al-Maidah:96:โDan
diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihramโ
Tidak bisa dikatakan ayat di atas telah dinasakh
oleh firman Allah QS. Al-Maidah:02:
โDan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburuโ
Dikarenakan haramnya berburu adalah lantaran status
ihram yang kemudian menjadi hilang.
ยง Dari ucapan pengarang, โsetelah ada selang waktuโ, mengecualikan hal-hal yang bersambung
dengan khithab, seperti shifat, syarat dan istitsnaโ.
|
Penjelasan :
Nasakh secara lughat memiliki dua arti, menghilangkan dan memindah. Nasakh
secara istilah adalah menghilangkan hukum syarโi dengan jalan syarโi dengan
adanya selang waktu.
Uraian:
ยง Maksud โmenghilangkanโ, bahwasanya khithab Allah swt mengikat perbuatan
manusia seandainya dalil penasakh tidak ada, maka hukum tetap berlaku. Namun
kemudian dalil penasakh menghilangkan dan memutus ikatan tersebut dari
perbuatan manusia.
ยง Maksud โhukum syarโiโ mengecualikan hukum akal seperti baraโah ashliyah di atas.
ยง Maksud โjalan syarโiโ, memasukkan khithab Allah swt dan Nabi saw, perbuatan
dan taqrir Nabi saw. Mengecualikan
jalan akal, seperti hilangnya hukum dari orang mati, tidur, lupa, gila dan
sebab mati, lupa, tidur dan gila.
ยง Maksud โadanya selang waktuโ, mengecualikan syarath, shifat, dan istitsnaโ.
Beberapa persyaratan nasakh;
1.
Dalil yang dinasakh berbentuk syarโi, bukan aqli
(akal)
2.
Dalil penasakh turun dengan selang waktu dan
terpisah.
3.
Dengan jalan syarโi, bukan jalan akal.
4.
Dalil yang dinasakh tidak dibatasi waktu atau
dibatasi dengan batas tertentu, seperti keterangan di atas.
5.
Dalil yang ada boleh dinasakh. Tidak boleh
menasakh dasar tauhid dan hal-hal yang diketahui secara dharuri (pasti).
6.
Penasakh berupa dalil khash disyaratkan datang
setelah dalil umum diamalkan.
7.
Hal yang menuntut dalil yang dinasakh berbeda
dengan yang menuntut dalil penasakh.
8.
Terjadi di masa Nabi saw. Setelah Beliau wafat
tidak ada nasakh karena telah sempurnanya syariat [1][52].
Pertanyaan :
Bagaimana kita mengetahui penasakh turun lebih akhir?
Jawab :
Dengan beberapa cara;
1.
Dengan ijmaโ
2.
Penjelasan Nabi saw. Contoh Nabi saw mengatakan,
โdalil ini menasakh dalil sebelumnyaโ, โdalil ini setelah dalil sebelumnyaโ
3.
Dengan dalalah. Contoh hadits tentang
ziarah kubur.
4.
Menjelaskan perbedaan dengan dalil pertama.
Seperti menyebutkan sesuatu berbeda dengan apa yang disebutkan pertama kali.
5.
Ucapan perawi. Contoh perawi mengatakan, โdalil
ini lebih dahulu dari dalil ituโ.
Referensi :
(ุฎูุงุชูู
ูุฉู) ููููุนูุฑููู ุงููููุณูุฎู ุจูุชูุฃูุฎููุฑู ุชุงูุฑูููุฎู
ุงููุงููุณูุฎู ููููุนูุฑููู ุฐููููู ุจูุงูุฅูุฌูู
ูุงุนู ุฃููู ุจูุชูุตูุฑูููุญู ุงููููุจูููู ุจููู
ููุฃููู ูุงููู ููุฐุงู ููุณูุฎู ููููุฐูุง ุฃููู ููุฐูุง ุจูุนูุฏู ููุฐูุง ุฃููู ุจูุงูุฏูููุงูููุฉู
ููุญูุฏูููุซู ู
ูุณูููู
ู ููููุชู ููููููุชูููู
ู ุนููู ุฒูููุงุฑูุฉู ุงููููุจููุฑู ููุฒููุฑููููุง
ุฃููู ุจูุงููููุตูู ุนูููู ุฎููุงููู ุงูุฃูููููู ููุฃููู ููุฐูููุฑู ุดูููุฆุงู ุนูููู ุฎููุงููู
ู
ูุง ุฐูููุฑููู ูููููู ุฃููููุงู ุฃููู ูููููู ุงูุฑููุงููู ููุฐุงู ุณูุงุจููู ุนูููู ุฐููููู
ุงูู (ุงููููููุญุงูุชู ุตู 109)
โ(Penutup) nasakh diketahui dengan penanggalan
penasakh yang lebih akhir. Hal ini dapat diketahui dengan ijmaโ, atau
penjelasan Nabi saw, seperti Nabi saw mengatakan, โdalil ini menasakh dalil
sebelumnyaโ, โdalil ini setelah dalil sebelumnyaโ. Atau dengan dalalah, seperti
HR. Muslim; โAku telah melarang kalian ziarah kubur, maka (sekarang) ziarailah
kuburan!โ, atau menjelaskan perbedaan dengan dalil pertama, seperti menyebutkan
sesuatu berbeda dengan apa yang disebutkan pertama kali. Atau ucapan perawi,
โdalil ini lebih dahulu dari dalil ituโ.
Pertanyaan :
Mengapa dalil khash yang datang setelah dalil โam (umum) diamalkan
dinamakan nasakh, bukan dinamakan takhsish?
Jawab :
Karena seandainya dinamakan takhsish, maka akan mewajibkan adanya bayan
(menjelaskan) sebelum dalil โam diamalkan. Jika tidak demikian, maka akan
terjadi penundaan bayan dari waktu hajat (saat dibutuhkan) yang tidak
diperbolehkan.
Referensi :
ููุฅููููู
ูุง
ุงุนูุชูุจูุฑููุงููู ุจูุนูุฏู ุงูุนูู
ููู ููุณูุฎุงู ูุงู ุชูุฎูุตูููุตูุง ููุฃูููููู ูููู ูุงููู
ุชูุฎูุตูููุตุงู ููููุฌูุจู ุจูููุงูููู ููุจููู ุงูุนูู
ููู ุจูุงูุนูุงู
ู ููุฅููุงูู ูุงููู
ุชูุฃูุฎูููุฑู ููููุจูููุงูู ุนููู ููููุชู ุงูุญุงูุฌูุฉู ูููููู ุบูููุฑู ุฌูุงุฆูุฒู ุงูู
(ุงููููุฌูููุฒู ุตู 244)
โDan
sesungguhnya saya menganggap dalil khash setelah (dalil โam) diamalkan sebagai
nasakh, bukan takhsish, karena seandainya dinamakan takhsish, maka akan
mewajibkan adanya bayan (menjelaskan) sebelum dalil โam diamalkan. Jika tidak
demikian, maka akan terjadi penundaan bayan dari waktu hajat (saat dibutuhkan).
Dan (penundaan) itu tidak diperbolehkanโ.
(ููููุฌูููุฒู ููุณูุฎู ุงูุฑููุณูู
ู ููุจููุงูุกู
ุงููุญูููู
ู) ููุญููู ุงูุดููููุฎู ููุงูุดููููุฎูุฉู ุงูุฐูุง ุฒูููููุง ููุงุฑูุฌูู
ูููููู
ูุง
ุงููุจูุชููุฉู.
|
|
Diperbolehkan menasakh rosm (tulisan) dan menetapkan
hukumnya. Contoh:
ุงูุดููููุฎู ููุงูุดููููุฎูุฉู ุงูุฐูุง ุฒูููููุง
ููุงุฑูุฌูู
ูููููู
ูุง ุงููุจูุชููุฉู
โLaki-laki tua dan wanita tua ketika keduanya
berzina, maka rajamlah keduanya dengan pastiโ
|
ููุงูู ุนูู
ูุฑู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ููุงููููุง ููุฏู
ููุฑูุฃูููุงููุง ุฑูููุงูู ุงูุดูุงููุนูู ููุบูููุฑููู ููููุฏู ุฑูุฌูู
ู ุฑูุณููููู ุงูููู
ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุงููู
ูุญูุตููููููู ู
ูุชูููููู ุนูููููููู
ูุง ููููู
ูุง
ุงููู
ูุฑูุงุฏู ุจูุงูุดููููุฎู ููุงูุดููููุฎูุฉู
(ููููุณูุฎู
ุงููุญูููู
ู ููุจูููุงุกู ุงูุฑููุณูู
ู) ููุญููู ููุงูููุฐููููู ููุชูููููููููู ู
ูููููู
ู
ููููุฐูุฑููููู ุฃูุฒูููุงุฌูุง ููุตููููุฉู ููุฃูุฒูููุงุฌูููู
ู ู
ูุชูุงูุนุง ุงูููู ุงููุญููููู
ููุณูุฎู ุจูุงูููุฉู ููุชูุฑูุจููุตููู ุจูุฃูููููุณูููููู ุงูุฑูุจูุนูุฉู ุงูุดูููุฑู ููุนูุดูุฑูุง
(ููููุณูุฎู ุงููุฃูู
ูุฑููููู ู
ูุนูุง) ููุญููู ุญูุฏูููุซู
ู
ูุณูููู
ู ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ููุงูู ููููู
ูุง ููุฒููู ุนูุดูุฑู ุฑูุถูุนูุงุชู ู
ูุนูููููู
ูุงุชู
ููุญูุฑููู
ููู ููููุณูุฎููู ุจูุฎูู
ูุณูุฉู ู
ูุนูููููู
ูุงุชู ููุญูุฑููู
ููู
|
|
Sayyidina Umar ra mengatakan, โAku sungguh telah
membaca ayat tersebutโ, diriwayatkan oleh Imam As-Syafiโi dan lain-lain. Dan
Rasulullah saw telah (memerintahkan) merajam dua orang pezina muhshan,
riwayat Muttafaq alaih. Dua orang inilah yang dimaksud ุงูุดููููุฎู dan ุงูุดููููุฎูุฉู.
Diperbolehkan juga menasakh hukum dan menetapkan
rosmnya. Contoh:
ููุงูููุฐููููู
ููุชูููููููููู ู
ูููููู
ู ููููุฐูุฑููููู ุฃูุฒูููุงุฌูุง ููุตููููุฉู ููุฃูุฒูููุงุฌูููู
ู
ู
ูุชูุงูุนุง ุงูููู ุงููุญููููู (ุงูุจูุฑุฉ:240)
โDan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara
kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya,
(yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanyaโ
Dinasakh dengan ayat:
ููุชูุฑูุจููุตููู
ุจูุฃูููููุณูููููู ุงูุฑูุจูุนูุฉู ุงูุดูููุฑู ููุนูุดูุฑูุง
โ(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya
(ber'iddah) empat bulan sepuluh hariโ
Dan juga menasakh hukum dan rosm sekaligus. Contoh
HR. Muslim dari โAisyah ra :
ููุงูู ููููู
ูุง
ููุฒููู ุนูุดูุฑู ุฑูุถูุนูุงุชู ู
ูุนูููููู
ูุงุชู ููุญูุฑููู
ููู
โAda dalam perkara yang diturunkan, sepuluh susuan
yang diketahui dapat menjadikan mahramโ
ุจูุฎูู
ูุณูุฉู
ู
ูุนูููููู
ูุงุชู ููุญูุฑููู
ููู
โLima susuan yang diketahui dapat menjadikan mahramโ
Penjelasan :
Pembagian nasakh berdasarkan hukum, bacaan (tilawah) dan
tulisan (rasm) secara lebih terperinci;
1.
Manasakh hukum, menetapkan tilawah dan rasm.
Contoh ayat tentang โiddah di atas.
Contoh ini terdapat banyak dalam al-Qurโan.
2.
Menasakh hukum, menetapkan tilawah dan rasm,
serta menghilangkan tilawah ayat penasakh dan menetapkan hukumnya. Contoh
firman Allah swt QS. An-Nisa:15;
ููุฃูู
ูุณููููููููู ููู ุงููุจููููุชู ุญูุชููู
ููุชููููููุงููููู ุงููู
ูููุชู
โMaka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka
menemui ajalnyaโ
Dinasakh hukumnya dengan dalil penasakh yang tilawah dan rasm-nya
dinasakh, namun hukumnya ditetapkan, yakni;
ุงูุดููููุฎู ููุงูุดููููุฎูุฉู ุงูุฐูุง ุฒูููููุง ููุงุฑูุฌูู
ูููููู
ูุง ุงููุจูุชููุฉู
โLaki-laki tua dan wanita tua ketika keduanya berzina, maka rajamlah
keduanya dengan pastiโ
3. Menasakh tilawah, menetapkan hukum dan tidak diketahui dalil
penasakhnya. Contoh;
ุงูุดููููุฎู ููุงูุดููููุฎูุฉู ุงูุฐูุง ุฒูููููุง ููุงุฑูุฌูู
ูููููู
ูุง ุงููุจูุชููุฉู
โLaki-laki tua dan wanita tua ketika keduanya berzina, maka rajamlah
keduanya dengan pastiโ
4. Menasakh hukum dan tilawah, serta manasakh tilawah dan rasm
dalil penasakh, namun hukumnya ditetapkan. Contoh ayat tentang masalah susuan
di atas [2][53].
Pertanyaan :
Apa maksud menasakh rasm?
Jawab :
Maksudnya adalah menasakh lafadz al-Qurโan. Artinya, menghilangkan wajibnya meyakini sifat qurโaniyah dalam lafadz tersebut,
serta menghilangkan hukum-hukum khusus
di dalamnya, seperti haramnya menyentuh bagi orang yang berhadats dan haramnya
membaca bagi yang junub.
Referensi :
(ูููููููู ุงูุฑููุณูู
ู) ุฃููู
ููููุธู ุงูููุฑูุขูู ุฃููู ุฑูููุนู ููุฌูููุจู ุงุนูุชูููุงุฏู ููุฑูุขูููููุชููู ููุฑูููุนู
ุฎูููุงุตูู ููุฑูุขูููููุชููู ููุญูุฑูู
ูุฉู ู
ูุณูู ุงูู
ูุญูุฏูุซู ููููุฑูุงุกูุฉู ุงูุฌูููุจู ุงูู
(ุงููููููุญุงูุชู ุตู 103)
โ(Ucapan pengarang: rasm), maksudnya adalah (menasakh) lafadz al-Qurโan.
Artinya, menghilangkan wajibnya meyakini
sifat qurโaniyah dalam lafadz tersebut, serta menghilangkan hukum-hukum khusus
di dalamnya, seperti haramnya menyentuh bagi orang yang berhadats dan haramnya
membaca bagi yang junubโ.
(ููููููููุณูู
ู ุงููููุณูุฎู ุงูููู ุจูุฏููู ููุงูููู
ุบูููุฑู ุจูุฏููู ) ุงููุฃูููููู ููู
ูุง ููู ููุณูุฎู ุงุณูุชูููุจูุงูู ุจูููุชู ุงููู
ูููุฏููุณู
ุจูุงุณูุชูููุจูุงูู ุงููููุนูุจูุฉู ููุณูููุฃูุชูู ููุงูุซููุงููู ููู
ูุง ููู ูููููููู
ุชูุนูุงููู ุงูุฐูุง ูุงูุฌูููุชูู
ู ุงูุฑููุณููููู ููููุฏููู
ูููุง ุจููููู ููุฏููู ููุฌูููุงููู
ู
ุตูุฏูููุฉู.
(ููุงูููู
ู
ูุง ูููู ุฃูุบูููุธู) ููููุณูุฎู ุงูุชููุฎูููููุฑู ุจููููู ุตูููู
ู ุฑูู
ูุถูุงูู
ููุงููููุฏูููุฉู ุงูููู ุชูุนููููููู ุงูุตููููู
ู ููุงูู ุชูุนูุงููู ููุนููู ุงูููุฐููููู
ููุทููููููููููู ููุฏูููุฉู ุงูููู ูููููููู ุชูุนูุงููู ููู
ููู ุดูููุฏู ู
ูููููู
ู
ุงูุดููููุฑู ููููููุตูู
ููู
(ููุงูููู ู
ูุง ูููู ุฃูุฎูููู) ููููุณูุฎู ูููููููู
ุชุนูุงููู ุงููู ูููููู ู
ูููููู
ู ุนูุดูุฑููููู ุตูุงุจูุฑููููู ููุบูููุจูููุง ู
ูุงุฆูุชููููู
ุจููููููููู ุชูุนูุงููู ููุงููู ูููููู ู
ูููููู
ู ู
ูุงุฆูุฉู ุตูุงุจูุฑูุฉู ููุบูููุจูููุง
ู
ูุงุชููููู.
|
|
Nasakh terbagi
menjadi nasakh dengan pengganti dan nasakh tanpa pengganti. Bagian
yang pertama seperti menasakh menghadap Baitul Maqdis dengan menghadap
Kaโbah, dan akan dijelaskan nanti. Bagian yang kedua seperti dalam firman
Allah swt: โApabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan
Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (pada fakir-miskin) sebelum
pembicaraan kamuโ[3][54]
Terbagi juga dalam nasakh yang penggantinya lebih
berat, seperti menasakh bolehnya memilih antara puasa Ramadhan dan membayar
fidyah, menjadi ditentukan puasa saja. Allah swt berfirman:
โDan wajib
bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyahโ..sampai firman Allah swt: โbarangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan ituโ [4][55]
Dan nasakh yang penggantinya lebih ringan, seperti
dinasakhnya firman Allah swt:โJika ada
dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan
dua ratus orang musuhโ[5][56]
Dengan firman Allah swt:โMaka jika ada di
antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua
ratus orang kafirโ
|
Penjelasan :
Nasakh terbagi menjadi dua;
1.
Nasakh dengan tanpa pengganti. Contoh QS.
Al-Mujadilah:12 di atas.
2.
Nasakh dengan pengganti, terbagi tiga;
a.
Penggantinya lebih berat. Contoh seperti di atas
(menasakh bolehnya memilih antara puasa Ramadhan dan membayar fidyah)
b.
Penggantinya lebih ringan. Contoh ayat tentang
mushabarah (sabar dalam perang) di atas.
c.
Pengganti yang menyamai. Contoh dinasakhnya
menghadap Baitul Maqdis yang ditetapkan berdasarkan sunnah fiโliyyah
(perbuatan) dalam hadits shahih Bukhari-Muslim dengan menghadap Masjidil Haram
dalam firman Allah;
ููููููู ููุฌููููู ุดูุทูุฑู ุงููู
ูุณูุฌูุฏู ุงููุญูุฑูุงู
ู
(ุงูุจูุฑุฉ 144)
โPalingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haramโ
(ููููุฌูููุฒู
ููุณูุฎู ุงููููุชูุงุจู ุจูุงููููุชูุงุจู) ููู
ูุง ุชูููุฏููู
ู ููู ุฃูููุชููู ุงููุนูุฏููุฉู
ููุฃูููุชููู ุงููู
ูุตูุงุจูุฑูุฉู
(ููููุณูุฎู
ุงูุณูููููุฉู ุจูุงููููุชูุงุจู) ููู
ูุง ุชูููุฏููู
ู ููู ุงุณูุชูููุจูุงูู ุจูููุชู ุงููู
ูููุฏููุณู
ุงูุซููุงุจูุชู ุจุงููุณูููููุฉู ุงููููุนููููููุฉู ููู ุญูุฏูููุซู ุงูุตููุญูููุญููููู
ุจููููููููู ุชุนูุงููู ููููููู ููุฌููููู ุดูุทูุฑู ุงููู
ูุณูุฌูุฏู ุงููุญูุฑูุงู
ู
ููุจูุงูุณูููููุฉู ููุญููู ุญูุฏูููุซู ู
ูุณูููู
ู ููููุชู ููููููุชูููู
ู ุนููู ุฒูููุงุฑูุฉู
ุงููููุจูููุฑู ููุฒูููุฑูููููุง
|
|
Diperbolehkan
menasakh al-Kitab dengan al-Kitab, seperti contoh terdahulu dalam dua ayat
tentang โiddah dan mushabarah (bertahan dalam
peperangan). Dan menasakh as-Sunnah dengan al-Kitab seperti contoh terdahulu
tentang menghadap Baitul Maqdis yang ditetapkan berdasarkan sunnah fiโliyyah
(perbuatan) dalam hadits shahih Bukhari-Muslim, dinasakh dengan firman Allah
swt:
ููููููู ููุฌููููู ุดูุทูุฑู ุงููู
ูุณูุฌูุฏู ุงููุญูุฑูุงู
ู (ุงูุจูุฑุฉ 144)
โPalingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haramโ
Serta
(menasakh as-Sunnah) dengan as-Sunnah, contoh HR. Muslim :
ููููุชู ููููููุชูููู
ู ุนููู ุฒูููุงุฑูุฉู ุงููููุจูููุฑู ููุฒูููุฑูููููุง
โAku telah
melarang kalian ziarah kubur, maka (sekarang) ziarailah kuburan!โ
|
ููุณูููุชู ุนููู ููุณูุฎู ุงููููุชูุงุจู ุจูุงูุณูููููุฉู
ูููุฏู ูููููู ุจูุฌูููุงุฒููู ููู
ูุซูููู ูููู ุจููููููููู ุชุนุงููู ููุชูุจู ุนูููููููู
ู
ุงูุฐูุง ุญูุถุฑู ุฃูุญูุฏูููู
ู ุงููู
ูููุชู ุงููู ุชูุฑููู ุฎูููุฑูุง ุงููููุตููููุฉู
ููููููุงููุฏููููู ููุงููุฃูููุฑูุจููููู ู
ูุนู ุญูุฏูููุซู ุงูุชููุฑูู
ูุฐูู ููุบูููุฑููู ูุงู
ููุตููููุฉู ููููุงุฑูุซู ููุงุนูุชูุฑูุถู ุจูุงูููููู ุฎูุจูุฑู ุฃูุญุงูุฏู ููุณูููุฃูุชูู ุงูููููู
ููุง ููููุณูุฎู ุงููู
ูุชูููุงูุชุฑู ุจูุงููุฃูุญูุงุฏู ููููู ููุณูุฎูุฉู ููููุง ููุฌูููุฒู ููุณูุฎู
ุงููููุชูุงุจู ุจูุงูุณูููููุฉู ุฃููู ุจูุฎููุงููู ุชูุฎูุตูููุตููู ุจูููุง ููู
ูุง ุชูููุฏููู
ู
ููุฃูููู ุงูุชููุฎูุตูููุตู ุฃููููููู ู
ููู ุงููููุณูุฎู
|
|
Pengarang tidak menjelaskan tentang menasakh
al-Kitab dengan as-Sunnah dan menurut sebagian pendapat hal ini
diperbolehkan. Dicontohkan dengan firman Allah swt: โDiwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan
karib kerabatnyaโ. Dinasakh dengan HR. At-Tirmidzi dan selainnya : โTidak ada wasiat (diperbolehkan) bagi
ahli warisโ
Pendapat ini tidak disetujui dengan alasan hadits yang
digunakan berupa hadits Ahad, dan nanti akan dijelaskan bahwa dalil mutawatir
tidak boleh dinasakh dengan dalil ahad. Dalam redaksi lain dikatakan, tidak
diperbolehkan menasakh al-Kitab dengan as-Sunnah. Berbeda halnya takhsish
al-Kitab dengan as-Sunnah, karena takhsish dinilai lebih ringan dibanding
nasakh.
|
Penjelasan :
Perincian nasakh yang diperbolehkan sebagai berikut;
1. Menasakh al-Kitab dengan al-Kitab, contoh dalam dua ayat tentang โiddah
dan mushabarah (bertahan dalam peperangan) di atas.
2. Menasakh as-Sunnah dengan al-Kitab, contoh tentang menghadap Masjidil Haram
di atas
3. Menasakh as-Sunnah dengan as-Sunnah, contoh HR. Muslim :
ููููุชู ููููููุชูููู
ู ุนููู ุฒูููุงุฑูุฉู ุงููููุจูููุฑู
ููุฒูููุฑูููููุง
โAku telah melarang kalian
ziarah kubur, maka (sekarang) ziarailah kuburan!โ
4. Menasakh al-Kitab dengan as-Sunnah, contoh QS. Al-Baqarah:180 dan hadits
at-Tirmidzi di atas. Dan bagian ini masih diperdebatkan ulama.
Pertanyaan :
Mengapa takhsish dinilai lebih ringan dibanding nasakh?dan
apa perbedaan keduanya?
Jawab :
Karena nasakh menghilangkan hukum secara keseluruhan, beda dengan takhsish.
Perbedaan keduanya, takhsish adalah menjelaskan dan mengkompromikan dua
dalil, sedangkan nasakh membatalkan dan menghilangkan.
Referensi :
(ูููููููู ุฃููููููู ู
ููู ุงููููุณูุฎู) ููุฃูููู ุงููููุณูุฎู ููุฑูููุนู
ุงูุญูููู
ู ุจูุงูููููููููุฉู ุจูุฎููุงููู ุงูุชููุฎูุตูููุตู ููุงูู ุงูุนูุถูุฏู ููููุฏู ููุฑูููููุง
ุจูููููููู
ูุง ุจูุฃูููู ุงูุชููุฎูุตูููุตู ุจููุงููู ููุฌูู
ูุนู ููุฏููููููููููู ููุงููููุณูุฎู
ุงูุจูุทูุงูู ููุฑูููุนู ุงูู (ุงููููููุญุงูุชู ุตู 108)
โ(Ucapan
pensyarah: lebih ringan dari nasakh), karena nasakh menghilangkan hukum secara
keseluruhan, beda dengan takhsish. Imam Al-Adhud mengatakan, saya telah
membedakan keduanya, bahwasanya takhsish adalah menjelaskan dan mengkompromikan
dua dalil, sedangkan nasakh membatalkan dan menghilangkanโ.
(ููููุฌูููุฒู ููุณูุฎู ุงููู
ูุชูููุงุชูุฑู
ุจูุงููู
ูุชูููุงุชูุฑู ููููุณูุฎู ุงููุฃูุญูุงุฏู ุจูุงููุฃูุญูุงุฏู ููุจูุงููู
ูุชูููุงุชูุฑู
ูููุงูููุฌูููุฒู ููุณูุฎู ุงููู
ูุชูููุงูุชูุฑ) ููุงููููุฑูุฃููู (ุจูุงููุฃุญูุงุฏู) ููุฃูููููู
ุฏููููููู ููู ุงูููููููุฉู ููุงูุฑููุงุฌูุญู ุฌูููุงุฒู ุฐููููู ููุฃูููู ู
ูุญูููู ุงููููุณูุฎู
ุงููุญูููู
ู ููุงูุฏููููุงููุฉู ุนููููููู ุจูุงููู
ูุชูููุงุชูุฑู ุธูููููููุฉู ููุงููุฃุญูุงุฏู
|
|
Diperbolehkan
menasakh dalil mutawatir dengan dalil mutawatir dan dalil ahad dengan dalil
ahad dan dengan dalil mutawatir. Dan tidak diperbolehkan menasakh dalil
mutawatir seperti al-Qurโan dengan dalil ahad, karena dalil ahad lebih lemah
kekuatannya. Menurut pendapat Rajih (unggul) hal ini diperbolehkan, karena
sasaran nasakh adalah hukum, dan dalalah (arah makna) atas hukum dari dalil mutawatir
bersifat dhanni (dugaan)
sebagaimana dalil ahad.
|
Penjelasan :
Mempertimbangkan derajat dalilnya, disimpulkan nasakh yang diperbolehkan
sebagai berikut;
1.
Menasakh dalil mutawatir dengan dalil mutawatir
2.
Menasakh dalil ahad dengan dalil ahad
3.
Menasakh dalil ahad dengan dalil mutawatir
4.
Menasakh dalil mutawatir dengan dalil ahad,
menurut pendapat Rajih (unggul). Karena sasaran nasakh adalah hukum, dan
dalalah (arah makna) atas hukum dari dalil mutawatir bersifat dhanni (dugaan) sebagaimana dalil ahad.
Pertanyaan :
Mengapa dalalah (arah makna) dari dalil mutawatir bersifat dhanni (dugaan) menurut pendapat Rajih?
Jawab :
Karena ada kemungkinan makna yang dikehendaki adalah selain yang sudah ada.
Referensi :
(ูููููููู ุธูููููููุฉู) ุฃูู ููุฌูููุงุฒู ุฃููู ูููููููู ุงูู
ูุฑูุงุฏู
ุบูููุฑู ุฐููููู ุงูู (ุงููููููุญุงูุชู ุตู 108)
โ(Ucapan
pensyarah: bersifat dugaan), karena ada kemungkinan makna yang dikehendaki
adalah selain yang sudah adaโ.
0 Komentar untuk "NASAKH - MANSUKH"