Maulid
Nabi Berasal Dari Syi’ah Fathimiyah !?
Posted By
T.M.Syuhada
Wednesday,
01/02/9:26 AM
Bila Allah ta’ala
bermaksud memberi petunjuk-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, maka tidak ada
satupun yang dapat menghalangi nya, dan bila Allah menghendaki sesat kepada
siapa yang Dia kehendaki, maka tidak ada yang akan dapat membendung nya, namun
tugas kita adalah menyampaikan kebenaran dengan cara-cara yang benar, tidak
dengan cara-cara licik apalagi dengan kedustaan, tidak perlu terlalu ambisi apalagi
dalam masalah Ijtihad dan Khilafiyah, tapi inilah yang terjadi pada Kaum anti
Maulid Nabi [Salafi-Wahabi], minimnya stok dalil untuk membid’ahkan hasil
Ijtihat dan Fatwa yang dipahami dari dalil-dalil syar’i, membuat mereka
terpaksa berfatwa Bid’ah dengan tanpa dalil kecuali hanya sepotong Hadits
tentang Bid’ah yang telah mereka salah artikan, akhirnya bukan memperkecil
perbedaan dan mencari titik temu, malah permasalahan yang ada semakin melebar
kepada hal-hal yang seharusnya tidak menjadi masalah, andaikan Fatwa Syaikh
Salafi-Wahabi “Maulid Nabi adalah Bid’ah sesat” tersebut cukup bukti, kenapa
juga harus ada tuduhan “Maulid Nabi berasal dari Syi’ah”, apa tuduhan itu bisa
dijadikan sebagai dalil ? bukankah masalah kita bukan pada siapa pertama kali
memperingati Maulid Nabi ? bukankah masalah kita pada ada atau tidak ada nya
dalil baik shorih atau pun tidak ? bukankah batasan-batasan Bid’ah Dholalah itu
pada bertentangan dengan Syari’at atau tidak ? kenapa harus melempar tuduhan
yang tidak menjadi permasalahan, kenapa harus menebar isu-isu yang tidak
beralasan.
Benarkah Maulid
Nabi Berasal Dari Syi’ah Fathimiyah ?
Sebelum menjawab
tuduhan tersebut, perlu kita jelaskan dulu apa maksud dari tuduhan tersebut,
kemungkinan nya ada dua yaitu :
1. Dasar peringatan
Maulid berasal dari Syi’ah Fathimiyah ?
2. Cara pelaksanaan
Maulid sekarang berasal dari Syi’ah Fathimiyah ?
Kita anggap saja
bahwa yang dimaksud oleh Wahabi penebar fitnah ini adalah kedua nya berasal
dari Syi’ah, karena bila kita tanyakan ke Wahabi, pasti jawaban nya lain-lain,
karena mereka memang tidak punya pegangan yang jelas.
Bila tuduhan yang
maksud Wahabi adalah dasar atau asal mula peringatan Maulid dari Syi’ah, maka
jawaban nya sebagai berikut :
Jawab :Sungguh
tuduhan tersebut sangat melampaui batas, tidak sepantasnya tuduhan tersebut
keluar dari mulut orang yang mengaku Islam, karena asal mula memperingati
Maulid Nabi sama sekali bukan berasal dari Syi’ah Fathimiyah, tapi peringatan
Maulid Nabi sudah ada sejak masa Rasulullah Muhammad SAW, yakni Rasulullah
sendiri yang memperingati hari kelahiran beliau dengan mensyari’atkan Ibadah
Puasa pada hari lahir nya [hari Senin], sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Muslim :
Ketika Rasulullah
ditanyakan, kenapa berpuasa hari Senin ?
Rasulullah menjawab
:
ذَاكَ
يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari itu adalah
hari lahir ku, dan hari diutuskan aku menjadi Rasul atau hari diturunkan Wahyu
kepada ku”.[HR. Muslim dan lain nya].
Inilah dasar Maulid
Nabi yang diperintahkan oleh beliau sendiri, puasa hari Senin adalah peringatan
hari Maulid atau hari Bi’tsah [diutus menjadi Rasul] atau apa pun istilah nya,
agar ummat tidak lupa dengan hari kelahiran dan hari jadinya beliau sebagai
seorang Rasul, mereka [Wahabi] mungkin puasa tiap Senin tapi bisa lupa bahwa
itu adalah peringatan hari Maulid Nabi seminggu sekali, sehingga menyangka
benar dasar Maulid itu dari Syi’ah Fathimiyah, na’uzubillah.
Bila tuduhan yang
dimaksud oleh Wahabi penebar fitnah ini adalah cara dan waktu pelaksanaan
Maulid sekarang sama dengan perayaan Maulid Syi’ah dulu, yakni setiap tahun dan
di bulan Rabiul Awal dan lain sebagainya, dan mereka menjadikan sebagai alasan
tidak boleh memperingati Maulid Nabi, sungguh tuduhan ini sangat bodoh dan
pembodohan, karena bila ternyata benar Maulid itu diadopsi dari Maulid Syi’ah,
tidak otomatis Maulid pun ikut sesat, karena Maulid Nabi bukan termasuk dalam
salah satu kesesatan Syi’ah, sebagaimana yang telah kita sampaikan di atas
bahwa masalah kita bukan pada siapa pertama kali memperingati Maulid Nabi, apa
maksud para Syaikh Wahabi melemparkan tuduhan ini, mereka hanya ingin
memasukkan kesan-kesan negatif dalam pelaksanaan peringatan Maulid Nabi yang
agung, cukuplah bagi mereka jawaban sebagai berikut :
Jawab : Dalam catatan
sejarah siapa pertama kali melaksanakan perayaan peringatan Maulid Nabi
tahunan, Ada beberapa versi menurut ahli sejarah yaitu, pencetus perayaan
peringatan Maulid Nabi menurut Ibnu Katsir adalah Raja Mudhaffaruddin Abu Sa’id
Al-Kukburi, menurut Abu Syamah adalah Syaikh Umar bin Muhammad Al-Mulla, dan
menurut Al-Muqrizi bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi
adalah Syi’ah Fathimiyah, dan sebagian Wahabi beranggapan Maulid pun ikut sesat
karena berasal dari Syi’ah, namun sejarah adalah sebatas sejarah, bukan sebuah
dalil atau alasan untuk status hukum, dan fakta nya ada 3 versi sejarah dan
bahkan lebih, tidak perlu memperdebatkan sejarah yang tidak akan ada habis nya,
dan juga tidak perlu mencari tahu mana yang paling shohih antara 3 versi
tersebut, karena tidak berpengaruh apa pun terhadap status hukum nanti nya,
kalau pun benar Maulid berasal dari Syi’ah, itu bukan masalah yang harus soroti
dan dibesar-besarkan, sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah tiba di
Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura’ (10
Muharram),
Rasulullah bertanya
: “ada apa gerangan kalian berpuasa hari ini ?”
Mereka menjawab :
“Hari ini adalah hari ditenggelamkan Fir’aun dan diselamatkan Nabi Musa, dan
kami berpuasa di hari ini adalah karena bersyukur kepada Allah”.
Kemudian Rasulullah
SAW bersabda :
نحن أحق بموسى منكم
“kami lebih berhak dengan Musa dari pada kalian”,
lalu Rasulullah SAW
berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa hari ‘Asyura’ [HR. Imam Bukhari dan
Muslim].
Demikian juga
dengan Maulid Nabi, kalau pun ternyata benar Syi’ah Fathimiyah dahulu pernah
memperingati Maulid Nabi, maka kita jawab kepada Wahabi bahwa “kami [Aswaja]
lebih berhak dengan Nabi Muhammad SAW dari pada Syi’ah Fathimiyah”, Sebagaimana
Jawaban Rasulullah kepada Yahudi di atas, Kesamaan Syari’at kita dalam puasa
‘Asyura’ adalah pada sisi benar nya, bukan pada sisi sesat nya, begitu juga
kesamaan Ahlus Sunnah Waljama’ah [Aswaja] dengan Syi’ah Fathimiyah dalam
perayaan Maulid Nabi adalah pada sisi benar nya bukan pada sisi sesat nya.
[wallahu a'lam].
Insyaallah jawaban
ini bisa mengobati hati yang masih bisa terobati, sikap terlalu benci kepada
Syi’ah tidak berimbas kepada anti terhadap Maulid Nabi, tidak ada hubungan
antara Maulid Nabi dengan kesesatan ajaran Syi’ah, semoga peringatan Maulid
Nabi menjadi sebab kita mendapat keberkahan dan Istiqamah dalam ajaran Islam,
dan tidak terpengaruh oleh isu-isu Bid’ah dan Tasyabbuh, dan semoga kita
mendapat syafa’at di hari kiamat kelak nanti.
KESIMPULAN
* Mereka tidak
mendapat apa pun dari tuduhan ini kecuali hanya ingin memberi kesan negatif
terhadap kemualiaan Maulid Nabi SAW.
* Tuduhan mereka
tidak berpengaruh apa pun terhadap status kebolehan den keagungan Maulid Nabi
SAW.
* Mereka ingin
mencari-cari kesalahan dalam Maulid Nabi dengan kesesatan Syi’ah, sementara
tidak ada satu pun Ulama yang menyatakan termasuk dalam kesesatan Syi’ah adalah
merayakan Maulid Nabi SAW.
* Sejarah Maulid
Nabi berasal dari Syi’ah Fathimiyah tidak terbukti, karena ada 3 versi sejarah
atau lebih.
* Puasa hari Senin
adalah asal mula peringatan Maulid Nabi dan Nabi sendiri yang memperingati nya.
* Perselisihan
hanyalah pada boleh atau tidak memperingati Maulid Nabi dengan cara bukan
berpuasa dan bukan hari senin, dan telah dimaklumi dalil kebolehan nya.
* Maulid Nabi bukan
di adopsi dari ajaran Syi’ah.
Warkop Mengucapkan “Selamat
Memperingati Maulid Nabi Besar Saydina Muhammad SAW”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar