Tuhan Wahhabi Ternyata Tidak Betah Bersemayam di Atas Arsynya
Kaum Wahhâbiyah Mujassimah telah bersusah payah
membuktikan bahwa tuhan mereka bersemayam di atas Arsynya… sampai-sampai mereka
tidak segan-segan mengafirkan yang tidak meyakininya.
Arys/singasananya berbentuk seperti qubah… ia
singgasana berpayung… ia berada di atas langit-langit, dan karena beratnya
bobot tuhan maka ia berbunyi seperti kendaraan/kereta yang keberatan muatan,
kriet…. kriet!![1]
Kata kaum Mujassimah, di atas langit ke tujuh terdapat
lautan yang jarak antara bawah dan atasnya seperti jarak antara langit dan
bumi… Allah berada di atasnya….[2]
Ketika duduk/bersemayam di atas Arsynya, Allah sambil
meletakkan kedua kakinya di atas al kursi. Al kursi adalah tempat untuk
meletakkan kaki ketika tuhan sedang duduk di atas singgasana! Demikian kaum
Mujassimah memperkenalkan tuhan mereka kepada kita melalui riwayat yang mereka
yakini, misalnya riwayat dari Ibnu Abbas ra.:
كرسيه موضع
قدميه، و العرش لا يقدر قدره.
‘Kursinya adalah tempat kedua kakinya.
Adapun arsy, ia tidak dapat diperkirakan.”
Al Kursi/tempat tuhan kaum Mujassimah meletakkan kakinya itu
meliputi langit-langit dan bumi… dan ia juga seperti nasib Arsynya, mengalami
kelebihan bobot muatan sehingga mengeluarkan suara “kriet… kriet”, athîth…
Kaum Mujassimah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:
إنّ كرسيَّه
وسع السماوات و الأرض، و إنَّ له أطيطًا كأطيطِ الرحلِ الجديد إذا رُكِبَ من
ثقلِهِ.
“Sesungguhnya Kursi tuhan meliputi langit-langit dan
bumi. Dan ia memiliki bunyi “kriet” seperti bunyi kendaraan yang baru apabila
dinaiki karena beratnya beban muatan.”
Dalam hadis lain mereka juga meriwayat:
إذا جلس تبارك
و تعالَى على الكرسي سُمِعَ له أطيطٌ كأطيطِ الرحلِ.
“Apabila tuhan yang maha berkah dan maha
tinggi duduk di atas kursi maka terdengar suara athith (kriet) seperti suara
krietnya kendaraan.”
Setelah kaum Wahhâbiyah; agen Mujassimah Modern
bersusah-payah untuk membuktikan bahwa tuhan mereka bersemayam di atas Arsynya
dengan memperkosa pemaknaan ayat-ayat suci Al Qur’an dan menjungkir-balikkan
pengertian hadis-hadis bahkan juga tidak jarang dengan terpaksa mereka memalsu
hadis atau pernyatan para ulama Salaf… setelah mereka memaksa tuhan agar
bersemayam dan mau duduk manis di atas Arsynya sambil meletakkan kedua kaki di
atas al Kursi dengan sopan… setelah semua itu, ternyata tuhan kaum
Wahhâbiyah Mujassimah tidak betah bersemayam di atas Arsynya! Sebab banyak
pekerjaan yang harus diselesaikannya… untuk mengurus urusan hamba-hambanya!!
Tuhan kaum Wahhhabiyah lebih memilih turun untuk
menabur pesona ampunan untuk hamba-hambanya… di setiap malam, tuhan Wahhâbiyah
ronda keliling bumi sampai sepertiga malam sambil berseru, “Adakah hamba yang
menyeruku, lalu aku akan penuhi permintaanya.”
Mungkin, ketika berkeliling itu,
tuhan kaum Wahhâbiyah Mujassimah Taimiyah mengendari seekor nyamuk kecil yang
siaap membawanya terbang ke manapun tujuan yang dikehandakinya…. Tentunya hal
demikian jika dikehadaki Allah…
Ibnu Taimiyah –Bapak kaum Mujassimah Wahhâbiyah-
berkata:
ولو قد شاء
لاستقر على ظهر بعوضة فاستقلت به بقدرته ولطف ربوبيته .
“Jika Allah berkehendak, pastilah
Dia bersemayaam di atas punggung seekor nyamuk lalu ia terbang membawa-Nya
dengan kekuasan dan kelembutan pengaturan-Nya.”[3]
Dan ketika malam memasuki bagian akhir (sepertiga malam
terakhir), tuhan Wahhâbiyah hendak kembali brsemayam di Asyrnya… tapi niatan
untuk kembali bersemayam itu terpaksa ia batalkan, karena di eblaajan bumi
sebelah sana matahari mulai terbenam pertanda malam telah tiba, dan ia pun
harus turun ke sana untuk menabur pesona maghfirah dan pemenuhan hajat setiap
hamba yang menyeru!
Demikianlah seterusnya setiap malam… tuhan kaum
Wahhâbiyah Mujassimah hanya berkeliling tanpa sempat bersemayam di atas Arysnya
yang telah disiapkan kaum Wahhâbiyah dalam ilustrasi sesat mereka! Sebab di
setip sejengkal bumi tertentu pada setiap sa’atnya pasti sedang berada di waktu
malam…. Malam di sini, di sana siang…. Siang di sini, di sana malam…. Jadi
keberadaan malam tidak pernah kosong dari bola bumi yang kita tingggali ini… jadi
apabila tuhan Wahhâbiyah setiaap malamm keliling, itu artinya jelas, tuhan
merka tidak pernah berhenti berkeliling tanpa sempat bersemayam di Arsynya.
Sungguh sia-sia segenap usaha kaum Wahhâbiyah
Mujassimah untuk memaksa tuhan mereka bersemayaam di atas Arysnya.
Demikian mereka hendak memperkenalkan Allah SWT kepada
umat manusia… inilah Allah, Tuhan yang diserukan Muhammad saw. agar diesakan
dalam penyembahan!
Dan jika apa yang saya sebutkan tentang tuhan kaum
Wahhâbiyah Mujassimah ini dianggap mengada-ngada maka saya persilahkan para
pembaca ke buku-buku yang mereka tulis… Dan bagi kaum Wahhâbiyah yang sedang
dipermalukan di sini… jika kalian keberatan, tolong buktikan bahwa akidah
kalian tidak demikian! Dari pernyatan-pernyatan imam-imam besar kalian, Ibnu
Taimiyah, Ibnu al Qayyim, Ibnu Abdil Wahhab, Ben Baz (Si alim tuna-netra yang
dianugerahi kecerdasan menghafal 9 kitab hadis Ahlusunnah, seperti dibanggakan
para pengultusnya) atau Syeikh al Albani “Ahli Hadis Linglung”!!
Dan sebelum saya akhiri makalah ini, saya berharap
kaum Mujassimah Modern (Wahhabiyah)mau memaknai hadis di bawah ini, khususnya
kata ينزل ربنا:
ينزل ربنا كل ليلة إلى
سماء الدنيا حتى يبقى ثلث الليل الأخير، يقول: {من يدعوني فأستجيب له.
Saya berharap teman-teman Wahhâbiyah tidak malu
membawakan pemaknaan yang diberikan oleh salah satu saja dari “tokoh-tokoh
suci” mereka; mulai Ibnu Taimyah hingga al Albani.
Kami sungguh menantinya untuk kami muat dalam blog
kami!
Semoga kita semua diselamatkan dari ksesataan akidah.
Amîn Yâ Rabbal ‘آlamîn.
[1]Demikian digambarkan dalam sebuah hadis yang mereka
riwayatkan dari sahabat Jubair ibn Muth’im dalam riwayat Adu Daud,4/232 hadis
no.4726 dan Ibnu Abi ‘آshim dalam kitab as Sunnah:252.
[3] Baca dan buktikan ucapan Ibnu Taimiyah ini dalam
kitabnya at Ta’sîs Fi ar Raddi ‘Alâ Asâs at Taqdîs:1/568. Kitab Asâs
at Taqdîs adalah karya Imam Fakhruddîn ar Râzi, seorang ulama Ahlusunnah
yang sedang dibantah Ibnu Taimiyah.
Abu Salafy berkaata:Saya tidak bisa membayangkan beban
berat yang akan dipikul oleh seekor nyamuk malang itu… kalau Arsynya saja
mengeluarkan suara athîth seperti yang mereka riwayatkan dan yakini…
lalu kira-kira suara apa yang keluar dari mulut mungil nyamuk setelah punggul
rapuhnya diduduki tuhannya kaum Wahhabiyah… saya bayangkan mungkin ia
menjerit-jerit kesakitan sambil minta tolong dan berkata; ampun tuhan… ampun
tuhan, tulang punggunku terasa akan patah. Tolong! Tolong turun segera! Maha
suci Allah dari ocehan kaum zindiq yang mengatas-namakan Islam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar