Perbedaannya terletak pada penamaanya. Menurut wahabi, amalan yang tidak ada contohnya yang berada dibawah naungan syariโat disebut maslahah mursalah sedangkan aswaja menyebutnya sebagai bidโah hasanah.
Sebagai contoh adalah masalah pembukuan Qurโan. Wahabi dan aswaja
sepakat bahwa pembukuan Al-Quran tidaklah sesat. Wahabi menyebutnya
sebagai maslahah mursalah sedangkan aswaja menyebutnya sebagai bidโah hasanah.
Mungkin Wahabi akan berkata seperti yang biasa mereka katakan: โAndatidak
paham pengertian bidโah. Bidโah itu hanya dalam masalah ibadah. Apa
yanganda contohkan itu bukan masalah ibadah. Jadi, semua itu tidak bisa
disebutbidโah.โ
Kepada mereka kita katakan: โAnda
mengatakan bahwa semua bidโah sesat. Jika bidโahhanya pada masalah
ibadah, maka bidโah yang bukan masalah ibadah tidak sesat. Jadimana yang
benar, semua bidโah sesat ataukah tidak semua bidโah sesat?โ
Jadi bidโah hasanah adalah amalan baik yang tidak bertentangan dengan kitab, sunahdan ijmaโ. Jika amalan tersebut bertentangan dengan kitab, sunah dan ijmaโ makaia disebut bidโah madzmumah atau bidโah sayyiโah atau bidโah dholalah.
โBidโah adalah iโtiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan AsSunnah atau ijmaโ (kesepakatan) salaf.โ (Majmuโ Al Fatawa, 18/346, AsySyamilah).
Marikita perhatikan hadits yang selalu digunakan oleh wahabi untuk menyesatkan amalan-amalan aswaja.
ูุฅูุงูู
ูู
ุญุฏุซุงุช ุงูุฃู
ูุฑูุฅู ูู ู
ุญุฏุซุฉ ุจุฏุนุฉ ููู ุจุฏุนุฉ ุถูุงูุฉ
โTakutlah terhadap hal-hal baru, sebab semua hal baru adalah bidโah dan setiap bidโahadalah sesat.โ
Nabi
jelas-jelas mengatakan bahwa semua hal yang baru adalah bidโah. Beliau
samasekali tidak membatasinya hanya dalam masalah ibadah. Kalimat mana
yangmenunjukan bahwa โkulluโ tersebut husus hanya pada masalah ibadah? Siapa yangmembatasinya hanya dalam masalah ibadah?
Jawabannya
adalah ulama wahabi seperti Sholih Bin Abdul Aziz dalam kitab Assunah
Walbidโah Juz 1 hlm 3, Abdur Rohman BinSaโd dalam kitab Assunan
Walmubtadiโat Fil Aโyad, juz 1 hlm 2, Walid Bin Rosyiddalam kitab Nashru
Syariโah Biqomโil Bidโah, juz 1 hlm 8. Muhammad Bin Husaindalam kitab
Qowaโidu Maโrifatil Bidaโ Juz 1 hlm 6, dan lain-lain.
โBarang siapa membuat amalan baru dalam urusan kita ini yang tidak termasuk didalamnya maka ia tertolak.โ
Mungkin anda akan mengatakan bahwa yang menghususkan adalah kalimat โFi Amrinahadzaโ dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagai berikut:
ู
ููู ุฃูุญูุฏูุซู ููู ุฃูู
ูุฑูููุง ููุฐูุง ู
ูุง ููููุณูููููู ูููููู ุฑูุฏ
โBarang siapa membuat amalan baru dalam urusan kita ini yang tidak termasuk didalamnya maka ia tertolak.โ
Tanggapan saya pribadi:
Kalimat โdalam urusan kita, iniโ menunjukan bahwa yang dimaksud adalah urusan yang diajarkan oleh Rosulluh SAW. Apakah Rosululloh hanya mengajarkan masalah ibadah saja?
Bagaimana menurut anda mengenai cebok, jual beli, pernikahan,
tolaq,hukum kriminal, tata negara, perbudakan, menyingkirkan duri
dijalan, makan,tidur, adab dengan manusia, Apakah Rosululloh SAW tidak
mengajarkan bagaimana tatacara melakukan semua itu?
Kita
berharap semua tidak belajar menjadi orang bodoh dengan menjawab bahwa
Rosululloh tidak mengajarkannya. Jadi, semua itu termasuk dalam kalimat
โFi Amrina Hadzaโ urusan kita ini.
Dengan
demikian kalimat kullu bidโah dholalah tidak terbatas dalam masalah
ibadah saja melainkan semua hal baru, baik itu ibadah ataupun bukan.
Maka pembukuan al-quran, pemberian harokat, pembangunan madrasah, semua
itu adalah bidโah. Perbedaannya hanya dalam penamaannya saja. wahabi menyebutnya maslahah mursalah sedangkan aswaja menyebutnya bidโahhasanah.
Perbedaannya hanya pada label yang diberikan untuk amalan tersebut. Wahabi tidak menamainya sebagai bidโah. Sedangkan aswaja menyebutnya sebagai amalan bidโah. Namun karena amalan tersebut berada dalam naungansyariat atau memiliki asal dari syariโat maka disebut bidโah hasanah.
Mari
kita lihat pengertian bidโah hasanah menurut aswaja sebagaimana yang
dikatakan Al-Imam AbuAbdillah Muhammad bin Idris al-Syafiโi berkata:
ุงููู
ูุญูุฏูุซูุงุชู
ุถูุฑูุจูุงูู: ู
ูุง ุฃูุญูุฏูุซู ููุฎูุงูููู ููุชูุงุจูุงุฃููู ุณููููุฉู ุฃููู ุฅูุฌูู
ูุงุนูุง
ูููููู ุจูุฏูุนูุฉู ุงูุถููููุงููุฉู ููู
ูุง ุฃูุญูุฏูุซู ูููุงููุฎูููุฑู ููุง ููุฎูุงูููู
ุดูููุฆูุง ู
ููู ุฐููููู ูููููู ู
ูุญูุฏูุซูุฉู ุบูููุฑูู
ูุฐูู
ูููู
ูุฉู.(ุงูุญุงูุธ
ุงูุจูููู, ู
ูุงูุจ ุงูุฅู
ุงู
ุงูุดุงูุนู, 1/469)
โBidโah (muhdatsat) ada dua macam; pertama, sesuatu yang baru yang menyalahi al-Qurโanatau Sunnah atau Ijmaโ, dan itu disebut bidโah dlalalah (tersesat).Kedua, sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Qurโan, Sunnah,dan Ijmaโ dan itu disebut bidโah yang tidak tercelaโ. (al-Baihaqi,Manaqib al-syafiโi, 1/469).
Selanjutnya mari kita perhatikan pengertian bidโah menurut IbnTaimiyah yang dinukil oleh wahabi, sebagai berikut:
ููุงููุจูุฏูุนูุฉู: ู
ูุง ุฎูุงููููุชู ุงููููุชูุงุจู ููุงูุณูููููุฉู ุฃููู ุฅุฌูู
ูุงุนู ุณููููู ุงููุฃูู
ููุฉู ู
ูููุงููุงุนูุชูููุงุฏูุงุชู ููุงููุนูุจูุงุฏูุงุชู
โBidโah adalah iโtiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan AsSunnah atau ijmaโ (kesepakatan) salaf.โ (Majmuโ Al Fatawa, 18/346, AsySyamilah).
Mafhumnya, jika sesuatu
tersebut tidak bertentangan dengan kitab, sunah dan ijmaโ, maka iatidak
disebut bidโah. Maka amalan yang seperti boleh dilakukan sekalipun
tidakada contoh sebelumnya. Amalan seperti ini disebut bidโah hasanah
oleh aswaja. Disebut bidโah karena tidak ada contoh sebelumnya. Disebut
hasanah karena tidakb ertentangan dengan kitab, sunah dan ijmaโ.
Dalammajmuโ
Fatawi Ibn Taimiyah menukil kalam Imam SyafiโI tersebut kemudian
menyatakan bahwa ada bidโah yang hasanah. Kata Ibn Taimiyah:
ูู
ู
ููุง ูุนุฑู ุถูุงู ู
ู ุงุจุชุฏุน ุทุฑููุง ุงู ุงุนุชูุงุฏุง ุฒุนู
ุฃูุงูุฅูู
ุงู ูุง ูุชู
ุฅูุง ุจู ู
ุน
ุงูุนูู
ุจุฃู ุงูุฑุณูู ูู
ูุฐูุฑู ูู
ุง ุฎุงูู ุงููุตูุต ููู ุจุฏุนุฉุจุงุชูุงู ุงูู
ุณูู
ูู ูู
ุง ูู
ูุนูู
ุฃูู ุฎุงูููุง ููุฏ ูุง ูุณู
ู ุจุฏุนุฉ . ูุงู ุงูุดุงูุนู ุงูุจุฏุนุฉุจุฏุนุงุชุงู ุจุฏุนุฉ ุฎุงููุช
ูุชุงุจุง ูุณูุฉ ูุฅุฌู
ุงุนุง ูุฃุซุฑุง ุนู ุจุนุถ ุฃุตุญุงุจ ุฑุณูู ุงููู ููุฐู ุจุฏุนุฉุถูุงูุฉ . ูุจุฏุนุฉ ูู
ุชุฎุงูู ุดูุฆุง ู
ู ุฐูู ููุฐู ูุฏ ุชููู ุญุณูุฉ
Perhatikan kalimat: โูุจุฏุนุฉ ูู
ุชุฎุงูู ุดูุฆุง ู
ู ุฐููููุฐู ูุฏ ุชููู ุญุณูุฉโ (bidโah
yang tidak bertentangan dengan kitab, (Al-Qurโan), sunah,ijmaโ dan
atsar, bidโah tersebut adalah bidโah ุญุณูุฉ (hasanah). Jadi Ibn Taimiyah
mengakui adanya bidโah hasanah.
Ketahuilah
bahwa bidโah hasanah dalam pandangan aswaja adalah setiap amalan yang
tidak pernah dilakukan pada zaman Nabi, sahabat dan tabiโin namun
memiliki asal dari syariโat atau dengan kata lain berada dalam naungan
syariโat dan tidak bertentangan dengan kitab, sunah, dan ijmaโ.
Dalam
pemahaman wahabi amalan seperti itu dinamakan bidโah secara bahasa.
Namun secara syaraโ amalan itu bukan bidโah. Jadi pada dasarnya wahabi
menerima adanya bidโah hasanah, hanya saja mereka tidak mau menyebutnya sebagai bidโah hasanah. Sebagai contoh adalah amalan Ibn Taimiyah sebagaimana yang diceritakan oleh salah satu muridnya, Umar Bin Ali Albazzar dalam kitab Manaqib ibn Taimiyah, sebagai berikut:
ููุฅูุฐูุง
ููุฑูุบู ู
ููู ุงูุตูููุงุฉู ุฃูุซูููู ุนูููู ุงูููู ุนูุฒููููุฌูููู ูููู ููู
ููู
ุญูุถูุฑู ุจูู
ูุง ููุฑูุฏู ู
ููู ูููููููู ุงูููููููู
ูู ุงูููุชูุงูุณูููุงู
ู ููู
ููููู
ุงูุณูููุงู
ู ุชูุจูุงุฑูููุชู ููุง ุฐูุง ุงููุฌููุงููู ููุงููุฅูููุฑูุงู
ูุซูู
ูู ููููุจููู
ุนูููู ุงููุฌูู
ูุงุนูุฉู ุซูู
ูู ููุฃูุชููู ุจูุงูุชูููููููููุงูุชูุงููููุงุฑูุฏูุงุชู
ุญูููููุฆูุฐู ุซูู
ูู ููุณูุจููุญู ุงูููู ููููุญูู
ูุฏููู ููููููุจููุฑูููุซููุงุซูุง
ููุซููุงุซููููู ููููุฎูุชูู
ู ุงููู
ูุงุฆูุฉู ุจูุงูุชูููููููููู ููู
ูุง ููุฑูุฏู
ููููุฐูุงุงููุฌูู
ูุงุนูุฉู ุซูู
ูู ููุฏูุนูู ุงูููู ุชูุนูุงูู ูููู ููููููู
ู
ููููููู
ูุณูููู
ููููู.ููููุงูู ููุฏู ุนูุฑูููุชู ุนูุงุฏูุชูููุ ูุงู ูููููููู
ููู
ุฃูุญูุฏู ุจูุบูููุฑู ุถูุฑูููุฑูุฉูุจูุนูุฏู ุตููุงุฉู ุงููููุฌูุฑู ูููุงู ููุฒูุงูู ููู
ุงูุฐููููุฑู ููุณูู
ูุนู ููููุณูููููุฑูุจููู
ูุง ููุณูู
ูุนู ุฐูููุฑููู ู
ููู ุฅูููู
ุฌูุงููุจูููุ ู
ูุนู ูููููููู ูููู ุฎููุงูููุฐููููู ููููุซูุฑู ููู ุชูููููููุจู
ุจูุตูุฑููู ููุญููู ุงูุณููู
ูุงุกู. ููููุฐูุงู ุฏูุฃูุจูููุญูุชููู ุชูุฑูุชูููุนู ุงูุดูู
ูุณู
ูููุฒููููู ููููุชู ุงูููููููู ุนููู ุงูุตูููุงุฉู. ููููููุชูุฃูุณูู
ูุนู ู
ูุง ููุชููููู
ููู
ูุง ููุฐูููุฑู ุญูููููุฆูุฐูุ ููุฑูุฃูููุชููู ููููุฑูุฃูุงููููุงุชูุญูุฉู
ููููููุฑููุฑูููุง ููููููุทูุนู ุฐููููู ุงููููููุชู ููููููู ู ุฃูุนููููู
ู
ูููุงููููุฌูุฑู ุฅูููู ุงุฑูุชูููุงุนู ุงูุดููู
ูุณู ู ูููู ุชูููุฑูููุฑู ุชููุงูููุชูููุง.
ุงูู (ุนู
ุฑุจู ุนูู ุงูุจุฒุงุฑุ ุงูุฃุนูุงู
ุงูุนููุฉ ูู ู
ูุงูุจ ุงุจู ุชูู
ูุฉุ ุต/37-39).
Intidari kisah tersebut adalah setiap selesai sholat shubuh, Ibn Taimiyah berdzikirsecara jamaโah. Kebiasaan Ibn Taimiyyah telah maklum. Ia sulit diajak bicarasetelah sholat subuh kecuali terpaksa.
Perhatikan kalimat:
ู
ูุนู ูููููููู ูููู ุฎููุงููู ุฐููููู ููููุซูุฑู ููู ุชูููููููุจูุจูุตูุฑููู ููุญููู ุงูุณููู
ูุงุกู
โDitengah-tengah dzikir itu, Ibn Taimiyyah seringkali menatapkan pandangannya kelangit.โ
Apakahsaat berdzikir Rosululloh SAW menatapkan pandangan beliau ke langit? Jika iya,silahkan tunjukan dalilnya. Jika tidak berarti apa yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyyah adalah murni bidโah yang dia ciptakan
Perhati kankalimat:
ููููุฐูุงู
ุฏูุฃูุจููู ุญูุชููู ุชูุฑูุชูููุนู ุงูุดูู
ูุณู ูููุฒูููููููููุชู ุงูููููููู ุนููู
ุงูุตูููุงุฉู. ููููููุชู ุฃูุณูู
ูุนู ู
ูุง ููุชููููู ููู
ูุง ููุฐูููุฑูุญูููููุฆูุฐูุ
ููุฑูุฃูููุชููู ููููุฑูุฃู ุงููููุงุชูุญูุฉู ููููููุฑููุฑูููุง ููููููุทูุนู
ุฐูููููุงููููููุชู ููููููู ู ุฃูุนููููู ู
ููู ุงููููุฌูุฑู ุฅูููู ุงุฑูุชูููุงุนู
ุงูุดููู
ูุณู ู ููููุชูููุฑูููุฑู ุชููุงูููุชูููุง
Wahab itidak menyebutnya sebagai amalan bidโah
sekalipun tidak pernah dilakukan oleh Nabi sahabat dan ulama salaf.
Atau menyebutnya bidโah namun bidโah lughowi bukan bidโah syarโi. Sementara
ahlusunah menyebutnya sebagai bidโah. Namun karena berada dalam naungan
syariโat dan tidak bertentangan dengan kitab, sunah dan ijmaโ, maka bidโah Ibn Taimiyahdisebut bidโah hasanah.
Alhamdulillah Saya beserta kekurangan yang haus akan ILMU telah mengadakan penelitian dengan melihat kitab-kitab fiqih dari 4 madzhab. Dari penelitian saya menghasilkan bahwa seluruh madzhab mengakui adanya bidโah hasanah kecuali madzhab Hanbali.
Artinya: "bidโah
adalah perbuatan yang tidak memiliki contohterdahulu. Bidโah dibagi
menjadi dua, bidโah huda dan bidโah dholalah. Bidโahjuga terbagi sesuai
dengan pembagian hukum taklifi yang lima. (Al-Mutholiโ โAlaAbwatil
Muqniโ juz 1 hlm 334)". (Al-Mutholiโ โAlaAbwatil Muqniโ juz 1 hlm 334)
Alhamdulillah Saya beserta kekurangan yang haus akan ILMU telah mengadakan penelitian dengan melihat kitab-kitab fiqih dari 4 madzhab. Dari penelitian saya menghasilkan bahwa seluruh madzhab mengakui adanya bidโah hasanah kecuali madzhab Hanbali.
Dalam kitab-kitab fiqih
madzhab hanbali, saya tidak menemukan istilah bidโah hasanah. Hanya saja
mereka mengakui bahwa tidak semua bidโah itu sesat. Menurut Imam
Abdulloh Syamsudin Muhammad bin Abil Fath Al-Hanbali, bidโah terbagi
menjadi dua, bidโah huda dan bidโah dholalah. Ketika menerangkan sunah
tholaq dan kebidโahannya ia mengatakan:
ูุงูุจุฏุนุฉ
ู
ู
ุง ุนู
ู ุนูู ุบูุฑู
ุซุงู ุณุงุจู ูุงูุจุฏุนุฉ ุจุฏุนุชุงู ุจุฏุนุฉ ูุฏู ูุจุฏุนุฉ ุถูุงูุฉ ูุงูุจุฏุนุฉ
ู
ููุณู
ุฉ ุจุฅููุณุงู
ุฃุญูุงู
ุงูุชูููู ุงูุฎู
ุณุฉ (ุงูู
ุทูุน ุนูู ุฃุจูุงุช ุงูู
ููุน ุฌ 1ุต 334 )
Semoga
Allah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat
tercerahkan setiap pengetahuan yang kita dapatkan. Aamiin :-)
0 Komentar untuk "BID'AH SAMA DENGAN MASLAHAH MURSALAH"