Jumat, 03 Juli 2015

SOAL CERDAS CERMAT OLIMPIADE ASWAJA

SOAL CERDAS CERMAT OLIMPIADE ASWAJA KE-ASWAJA-AN 1. Apa pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah atau yang dikenal dengan Al-Firqah An-Najiyah (kelompok yang dijamin selamat)? 2. Sebutkan salah satu hadits yang mendasari adanya istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah beserta maknanya! 3. Siapakah 2 orang imam Ahlussunnah Wal Jama’ah? 4. Kapankah kedua imam tersebut wafat? 5. Dalam kitab Ithaaf Sadaat al-Muttaqiin, imam Murtadlo al-Zabidi menyebutkan: إِذَا أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَاْلجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِمْ اْلأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ. Apa makna nash tersebut? 6. Sebutkan hadits yang mengisyaratkan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Imam Abu Manshur Al-Maturidi! 7. Sebutkan ayat yang mengisyaratkan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari! 8. Dalam kajian keaswajaan, dikenal istilah ta’wil terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Apakah yang dimaksud dengan ta’wil? 9. Apa hukum menta’wil ayat mutasyabihat? 10. Sebutkan dalil diperbolehkannya ta’wil! 11. Siapakah sahabat Rasul yang mendapat julukan Tarjuman Al-Qur’an (orang yang pandai menjelaskan makna Al-Qur’an)? 12. Bagaimana doa Rasulullah untuk Ibn Abbas ketika masih bayi agar pandai mentakwil? 13. Sebutkan macam-macam ta’wil! 14. Terdapat dua macam ta’wil, yaitu ta’wil ijmali yang diikuti mayoritas ulama’ salaf dan ta’wil tafshili yang diikuti oleh mayoritas ulama’ kholaf. Apa definisi ta’wil ijmali? 15. Terdapat dua macam ta’wil, yaitu ta’wil ijmali yang diikuti mayoritas ulama’ salaf dan ta’wil tafshili yang diikuti oleh mayoritas ulama’ kholaf. Apa definisi ta’wil tafshili? 16. Apa pengertian ulama’ salaf dan ulama’ khalaf? 17. Di antara ayat mutasyabihat adalah ayat الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (Q.S. Thaha : 5). Makna dhahir dari kata استوى adalah bersemayam atau duduk, dan ini bertentangan dengan sifat Allah yang Maha Berbeda dengan seluruh makhluk-Nya (mukhalafatuhu lil hawadits).Bagaimanakah ta’wil tafshili terhadap ayat ini? 18. Imam Maliki telah menta’wil ayat tersebut secara ijmali, namun kaum wahhaby telah merubah redaksi ta’wilan beliau. Bagaimanakah riwayat ta’wilan imam Maliki yang benar? 19. Bagaimanakah ta’wil ayat وهو معكم أينما كنتم (Q.S. Al-Hadid : 4)? 20. Bagaimanakah ta’wil ayat الله نور السماوات والأرض (Q.S. An-Nur : 35)? 21. Bagaimanakah ta’wil ayat وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد (Q.S. Qaf : 16)? 22. Bagaimanakah ta’wil imam Al-Bukhari terhadap ayat كل شيء هالك إلا وجهه (Q.S. Al-Qashash : 88)?   AQIDAH 1. Apakah yang dimaksud dengan sifat wajib bagi Allah? 2. Para ulama’ ahlussunnah wal jama’ah berijma’ bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak berada di suatu arah dan tidak diliputi oleh masa. Ijma’ ulama’ ini merupakan aplikasi dari sifat wajib Allah apa? 3. Salah satu sifat Allah adalah mukhalafatuhu lil hawadits atau yang dikenal aqidah tanzih, artinya Allah berbeda dengan seluruh makhluk-Nya atau mensucikan Allah dari segala serupa. Sebutkan salah satu dalil Al-Qur’an akan sifat Allah tersebut! 4. Mengenai keberadaan Allah, sayyidina Ali berkata : كَانَ اللهُ وَلاَ مَكَانَ وَهُوَ اْلأَنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ. Apa makna perkataan sayyidina Ali tersebut? 5. Apa makna sifat Allah Qiyamuhu binafsihi? 6. Siapakah nabi yang diturunkan pertama kali ke bumi? 7. Siapakah putra nabi Adam yang diutus menjadi seorang Nabi sebelum nabi Idris? 8. Pada Zaman nabi Adam belum terjadi kekufuran. Kapankah kekufuran terjadi pertama kali? 9. Siapakah nabi yang pertama kali diutus untuk memberantas kekufuran? 10. Setiap nabi mempunyai sifat ma’shum, yaitu terhindar dari perbuatan dosa, tetapi tidak terhadap semua dosa. Sebutkan tiga macam dosa yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang nabi/rasul! 11. Dalam kitab Aqidatul Awam disebutkan sebuah syair : أَرْسَلَ اْلأَنْبِيَاءَ ذَوِيْ اْلفَطَانَةِ # بِالصِّدْقِ وَالتَّبْلِيْغِ وَاْلأَمَانَةِ Sebutkan 4 sifat wajib bagi nabi, baik nabi yang rasul maupun nabi yang bukan rasul sebagaimana yang telah disebutkan dalam syair tersebut dan jelaskan maknanya! 12. Apa pengertian nabi? 13. Apa pengertian rasul? 14. Sebutkan persamaan nabi dan rasul? 15. Apa perbedaan antara nabi dan rasul! 16. Berapakah jumlah nabi? 17. Berapakah jumlah rasul? 18. Hadits yang terkenal berbunyi: اْلأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ دِيْنُهُمْ وَاحِدٌ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى (H.R. Ahmad). Apa maksud dari matan hadits tersebut? 19. Sebutkan dalil Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa nabi Ibrahim adalah seorang pemeluk agama Islam! 20. Sebutkan dalil Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa nabi Ya’qub adalah seorang pemeluk agama Islam! 21. Sebutkan dalil Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa nabi Isa adalah seorang pemeluk agama Islam! 22. Sebutkan nama 4 kitab suci yang diturunkan Allah beserta nama Rasul yang menerimanya! 23. Berapakah jumlah keseluruhan kitab suci yang diturunkan Allah ke bumi? 24. Apa yang dimaksud dengan zaman fatroh? 25. Tanggal berapakah kelahiran nabi Muhammad? 26. Sebutkan nasab nabi Muhammad sampai Abdi Manaf! 27. Memeluk agama Islam merupakan rukun Islam yang pertama dan merupakan ibadah yang paling wajib diantara kewajiban yang lain. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lainnya, keislaman seseorang juga bisa batal disebabkan riddah atau kufur. Sebutkan 3 macam riddah sebagaimana yang dijelaskan para ulama’ fiqh! 28. Sebutkan dalil riddah/kufur i’tiqadi! 29. Sebutkan dalil riddah/kufur qauli! 30. Sebutkan dalil riddah/kufur fi’li! 31. Sebutkan dalil yang menjelaskan bahwa seseorang muslim bisa dihukumi keluar dari agama Islam sebab perbuatannya, tanpa dia sadari atau sengaja! 32. Sebutkan 3 contoh kufur i’tiqadi! 33. Sebutkan 3 contoh kufur qauli! 34. Sebutkan 3 contoh kufur fi’li! 35. Berikut adalah kaidah mengenai kufur: أنَّ كلَّ عقدٍ أو فعلٍ أو قول يدلُّ على استخفافٍ باللهِ أو كتبهِ أو رسُلِهِ أو ملائكتهِ أو شعائرهِ أو معالم دينه أو أحكامه أو وعده أو وعيده كفرٌ Apa maksud dari kaidah tersebut? 36. Bagaimanakah cara kembali kepada keislaman setelah melakukan riddah? AMALIYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1. Apa yang dimaksud dengan bid’ah? 2. Sebutkan macam-macam bid’ah! 3. Bagaimanakah kriteria bid’ah hasanah? 4. Bagaimanakah kriteria bid’ah sayyi`ah/dlalalah? 5. Sebutkan dalil adanya bid’ah hasanah! 6. Di antara hadits yang menjelaskan adanya bid’ah hasanah adalah hadits مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ (H.R. Al-Bukhari dan Muslim). Jelaskan kehujjahan hadits tersebut? 7. Orang yang mengingkari bid’ah hasanah gemar sekali mendengungkan sebuah hadits, yaitu: إياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة (H.R. Abu Dawud). Bagaimana makna yang benar menurut ahlussunnah wal jama’ah? 8. Sebutkan 5 contoh bid’ah hasanah! 9. Menuliskan shalawat setelah nama Rasul ‘صلى الله عليه وسلم’ hanya dengan huruf صلعم atau ص م termasuk bid’ah apa dan apa hukumnya? 10. Bagaiamanakah komentar sayyidina Umar ibn Khattab terhadap pelaksanaan sholat Tarawih berjamaah dengan 1 imam? 11. Siapakah orang yang pertama kali merintis/mengadakan maulid nabi Muhammad? 12. Bagaimanakah kaedah ushul fiqh yang mematahkan syubhat orang yang mengatakan, ‘hal ini tidak boleh dilakukan karena nabi tidak pernah melakukannya’? 13. Sebutkan ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar kaidah ترك الشيء لا يدل على منعه ? 14. Dalam syair burdah : يارب بالمصطفى بلغ مقاصدنا :: واغفر لنا ما مضى يا واسع الكرم , manakah yang menunjukkan adanya tawassul? 15. Di antara benda yang bisa digunakan untuk bertabarruk adalah benda-benda yang pernah melekat pada seorang nabi atau peninggalannya. Sebutkan ayat al-Quran yang menceritakan bahwa nabi Yusuf pernah memerintahkan seseorang untuk bertabarruk!   GOLONGAN DI LUAR AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1. Sebutkan dalil Al-Qur’an disyari’atkannya amar ma’ruf nahi munkar! 2. Sebutkan hadits riwayat Muslim yang menjadi dalil disyari’atkannya amar ma’ruf nahi munkar! 3. Apa maksud dan makna sabda Nabi Muhammad حَتَّى مَتَى تَرِعُوْنَ عَنْ ذِكْرِ الْفَاجِرِ ، اذْكُرُوْهُ بِمَا فِيْهِ كَيْ يَحْذَرَهُ النَّاسُ (H.R. Abu Dawud)? 4. Siapakah pendiri kelompok wahhabiyah? 5. Wahhabiyah adalah kelompok yang menyebarkan keyakinan tasybih/tajsim. Apa definisi keyakinan tasybih? 6. Sebutkan dalil al-Qur’an yang membantah keyakinan tasybih! 7. Di dalam kitab Al-‘Arsy disebutkan bahwa Allah duduk di atas Kursi dan menyisakan tempat kosong di Kursi itu untuk mendudukkan Nabi Muhammad bersama-Nya. Kitab tersebut ditulis oleh ulama’ rujukan Wahhabi yang juga mengarang kitab Majmu’ Fatawa, Syarh Hadits Nuzul, dan Minhaj Sunnah Nabawiyyah. Siapakah nama ulama’ wahhabi tersebut? 8. Untuk menyesatkan orang yang bertawassul, Wahhabiyah membagi tauhid menjadi tiga, sebutkan! 9. Bagaimana definisi tauhid menurut ahlussunnah wal jama’ah? 10. Siapakah pendiri kelompok Hizbut Tahrir? 11. Hizbut Tahrir mempunyai ajaran yang menyimpang, di antaranya adalah memperbolehkan mencium istri orang dan berjabat tangan dengan wanita ajnabiyah. Mereka juga dikenal dengan neo-mu’tazilah atau neo-Qadariyah karena membawa ajaran Qadariyah. Jelaskan ajaran Qadariyah yang dibawa oleh Hizbut Tahrir! 12. Bagaimana konsep Qadar menurut ahlussunnah wal jama’ah yang membedakan dengan Qadariyah dan Jabriyah? 13. Sebutkan dalil Al-Qur’an yang membantah keyakinan Qadariyah! 14. Sebutkan dalil hadits yang membantah keyakinan Qadariyah! 15. Sebutkan dalil Al-Qur’an yang membantah keyakinan Jabriyah! 16. Siapakah Sayyid Quthb? 17. Ikhwanul muslimin/hizbul ikhwan pengikut Sayyid Quthb dikenal sebagai golongan yang membawa ajaran Khawarij. Ajaran Khawarij yang bagaimanakah yang dibawa oleh ikhwanul muslimin pengikut Sayyid Quthb? 18. Apa nama kitab tafsir yang ditulis oleh Sayyid Quthb yang didalamnya terdapat pengkafiran terhadap seluruh ummat Islam yang tunduk pada pemerintahan yang tidak menjalankan syari’at Islam secara keseluruhan? 19. Sebutkan ayat yang sering didengungkan oleh golongan Khawarij/ikhwanul muslimin? 20. Bagaimana penafsiran ayat tersebut yang benar menurut ahlussunnah wal jama’ah? 21. Mengenai keyakinan mereka ini, ulama’ ahlussunnah wal jama’ah mempunyai kaidah seperti berikut: نَحْنُ لاَ نُكَفِّرُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِذَنْبٍ مَا لَمْ يَسْتَحِلَّهُ. Apa maksud kaidah ini? 22. Sifat-sifat Allah berbeda dengan sifat makhluk-Nya. Lalu bagaimanakah sifat Kalam Allah yang berbeda dengan sifat kalam makhluk? 23. Jelaskan kedudukan Mushaf Al-Qur’an sebagai Kalam Allah! 24. Keyakinan Hulul dan wahdatul wujud dalam ilmu tasawwuf merupakan keyakinan yang menyalahi aqidah ahlussunnah wal jama’ah, sebab bertentangan dengan sifat Allah mukhalafatuhu lil hawadits. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hulul dan wahdatul wujud! 25. Berikut adalah perkataan ulama’ ahlussunnah wal jama’ah dalam menentang keyakinan hulul dan wahdatul wujud: إِنَّ اللهَ لاَ يَحُلُّ فِي شَيْءٍ وَلاَ يَنْحَلُّ مِنْهُ شَيْءٌ وَلاَ يَحُلُّ فِيْهِ شَيْءٌ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ. Apa maksud dari perkataan tersebut? 26. Golongan apakah yang mengakui adanya nabi setelah diutusnya nabi Muhammad? 27. Apa dalil yang menyatakan bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir?   KE-NU-AN 1. Ahlussunnah mempunyai prinsip tasamuh atau toleransi. Dalam hal apakah kita diperbolehkan untuk melaksanakan prinsip tasamuh ini? 2. Sebutkan madzhab/imam ahlussunnah dalam bidang aqidah? 3. Sebutkan madzhab/imam ahlussunnah dalam bidang fiqh? 4. Sebutkan madzhab/imam ahlussunnah dalam bidang tasawwuf? KUNCI JAWABAN SOAL CERDAS CERMAT OLIMPIADE ASWAJA KE-ASWAJA-AN 1. Ahlussunnah wal jama’ah adalah golongan yang berpegang teguh dalam mengikuti ajaran-ajaran (sunnah) Rasul dan para sahabatnya dan senantiasa menjadi mayoritas umat Islam. 2. Berikut adalah beberapa hadits dalil ahlussunnah wal jama’ah: 1. "عن أنس رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن أمتي لا تجتمع على ضلالة، فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم" Maknanya: "Dari sahabat Anas –semoga Allah meridhainya- Rasulullah bersabda: Sesungguhnya ummatku tidak akan sepakat atas kesesatan, jika kalian mendapatkan perselisihan maka ikutlah dengan mayoritas ummat" 2. "فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ" (رواه أبو داود) Maknanya: "Sesungguhnya siapa yang hidup di antara kalian setelah (wafat)ku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Hendaknya kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin yang mendapatkan hidayah, peganglah dengan kuat dan gigitlah dengan geraham". 3. "إن بني إسرائيل تفرقت ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة، كلهم في النار إلا ملة واحدة، قالوا ومن هي يا رسول الله؟ قال ما أنا عليه وأصحابي" (رواه الترمذي) Maknanya: "Sesungguhnya bani isra'il pecah menjadi 72 golongan dan ummatku akan pecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu, mereka (para sahabat) bertanya: siapakah satu golongan itu wahai Rasulullah?, rasul menjawab: mereka itu yang mengikuti jalanku dan sahabat-sahabatku" 4. "والذي نفس محمد بيده لتفرقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، واحدة في الجنة وثنتان وسبعون في النار، قيل يارسول الله من هم؟ قال الجماعة" Maknanya: "Demi Dzat yang jiwaku dalam kekuasaan Nya, sungguh ummatku akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan 72 lainnya masuk neraka, ditanya: siapakah mereka (ahluljannah) wahai Rasulullah? Rasul menjawab: mereka adalah al-jama'ah (mayoritas ummatku)" 5. "أوْصِيْكُم بِأصْحَابِيْ ثمَّ الذِيْنَ يَلُوْنَهُم ثمَّ الّذِيْنَ يَلُونَهُمْ"، وَفيْهِ "عـَليْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَإيَّاكُمْ وَالفُرْقة فإنَّ الشّيْطانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الاثْنَيْنِ أبْعَدُ فَمَنْ أرَادَ بُحْبُوحَة الجَنَّةَ فـلْيَلْزَمِ الجَمَاعَة". (رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وَقَالَ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَصَحَّحَهُ الحَاكِمُ) Maknanya: “Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti sahabat-sahabatku, kemudian --mengikuti-- orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian mengikuti yang datang setelah mereka“. Dan termasuk rangkaian hadits ini: “Tetaplah bersama al-Jama’ah dan jauhi perpecahan karena syaitan akan menyertai orang yang sendiri. Dia (syaitan) dari dua orang akan lebih jauh, maka barang siapa menginginkan tempat lapang di surga hendaklah ia berpegang teguh pada (keyakinan) al-Jama’ah”. (H.R. at-Turmudzi, ia berkata hadits ini Hasan Shahih juga hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim). 3. Imam Abul Hasan Al-Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi 4. Imam Abul Hasan Al-Hasan Al-Asy’ari wafat tahun 324 H dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi wafat tahun 333 H 5. Jika dikatakan Ahlussunnah wal Jama’ah, maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah 6. Salah seorang pengikut ajaran Maturidiyah yang terkenal dengan nama Muhammad Al-Fatih dipuji oleh Rasul sebab menaklukkan kota konstantinopel. Rasul tidak akan mungkin memuji orang yang sesat keyakinannya. Rasul bersabda: لَتُفْتَحَنَّ الْقِسْطَنْطِيْنِيَّةُ فَلَنِعْمَ اْلأَمِيْرُ أَمِيْرُهَا وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ Maknanya: “Kota Konstantinopel pasti akan takluk di bawah pemerintahan Islam. Sebaik-baik panglima adalah pemimpinnya dan tentara yang paling baik adalah tentara tersebut” (H.R. Ahmad) 7. Abul Hasan Al-Asy’ari adalah keturunan Abu Musa al-Asy'ari, seorang sahabat ternama Rasulullah. Pada kaum Abu Musa inilah turun ayat: "يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لآئم ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله واسع عليم" (المائدة: 54) Maknanya: "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui" (Q.S. al-Maidah, 54). Kemudian Rasulullah menepuk punggung Abu Musa seraya berkata: "Mereka adalah kaum (keturunan) orang ini". 8. Ta’wil adalah memalingkan makna sebuah kata dari makna dhahirnya (صرف النص عن ظاهره) 9. Hukum menta’wil ayat mutasyabihat adalah boleh. 10. Dalil diperbolehkannya ta’wil adalah surat Ali Imron ayat 7 وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ 11. Abdullah ibn Abbas, sepupu Rasulullah. 12. Terdapat dua riwayat doa Rasulullah untuk Ibn Abbas, yaitu: اللهم علمه الحكمة وتأويل الكتاب اللهم فقهه في الدين وعلمه التأويل 13. Terdapat dua macam ta’wil, yaitu ta’wil ijmali dan ta’wil tafshili 14. Ta’wil ijmali adalah memalingkan makna kata/kalimat dalam ayat atau hadits yang mutasyabih dari makna dhahirnya tanpa menentukan makna sebenarnya dan mengembalikan maknanya sesuai dengan ayat-ayat atau hadits-hadits yang muhkamat. 15. Ta’wil tafshili adalah memalingkan makna kata/kalimat dalam ayat atau hadits yang mutasyabih dari makna dhahirnya dengan menentukan maknanya yang sesungguhnya, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab dan sesuai dengan ayat dan hadits muhkamat. 16. Ulama’ salaf adalah ulama’ yang hidup pada 300 tahun pertama Hijriah, sedangkan ulama’ khalaf adalah ulama’ yang hidup setelah 300 tahun pertama Hijriah. 17. Kata استوى mempunyai 14 makna yang berbeda-beda, di antaranya adalah makna yang tidak layak bagi Allah, seperti matang, duduk, bersemayam, berlabuh, purnama, dan lain-lain, dan di antaranya adalah makna yang layak bagi keagungan Allah yaitu menguasai dan menundukkan. Jadi, Ta’wil tafshili terhadap ayat tersebut adalah “Allah Menguasai/Menundukkan ‘Arsy” 18. الرحمن على العرش استوى كما وصف نفسه ، ولا يقال كيف ، وكيف عنه مرفوع Maknanya: “Allah ber-istiwa` terhadap ‘arsy sebagaimana yang telah disifatkan-Nya terhadap Dzat-Nya, tidak boleh dikatakan bahwa istiwa’nya Allah adalah kayf (sifat-sifat makhluk), karena bagaimana/kayf (sifat-sifat makhluk) adalah mustahil bagi Allah”. Diriwayatkan oleh imam Al-Bayhaqi dalam kitabnya Al-Asma’ wa Al-Shifat. Sedangkan kaum wahhabi merubahnya dengan وكيف عنه مجهول (cara istiwa` Allah – yang serupa dengan makhluk – tidak diketahui). Ini menunjukkan mereka menetapkan adanya kayf (sifat makhluk) pada Allah, hanya saja mereka tidak mengetahui kayf-nya seperti apa. 19. Allah mengetahui kalian dimanapun kalian berada. Maknanya bukanlah Dzat Allah selalu bersama kalian di manapun kalian berada. 20. Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk kepada malaikat yang menghuni langit dan kepada manusia serta jin yang menghuni bumi. Maknanya bukanlah Allah merupakan sinar/cahaya yang menerangi langit dan bumi. 21. Allah lebih mengetahui terhadap seseorang, lebih dari pengetahuan orang tersebut terhadap dirinya sendiri. Maknanya bukanlah bahwa Dzat Allah sangat dekat dengan seseorang dan bertempat pada urat lehernya. 22. Imam Al-Bukhari menta’wil kata إلا وجهه dengan kata إلا مُلكه (kecuali kekuasaan Allah).   AQIDAH 1. Sifat wajib bagi Allah merupakan sifat yang pasti ada pada Allah sebagai syarat ketuhanan. Maknanya bukan sifat yang wajib/harus dimiliki Allah, karena Allah sebagai Tuhan tidak mempunyai kewajiban. 2. Mukhalafatuhu lil hawadits 3. Firman Allah: ليس كمثله شيء (Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun) Firman Allah: ولم يكن له كفوا أحد (dan tidak ada satupun serupa/sekutu bagi Allah) Firman Allah: فلا تضربوا لله الأمثال (janganlah kalian menyerupakan Allah dengan makhluk) Firman Allah: هل تعلم له سميا (kamu tidak akan mendapati serupapun terhadap Allah) Firman Allah: ولله المثل الأعلى (Allah mempunyai sifat-sifat yang agung yang tidak serupa dengan sifat makhluk) 4. Maknanya: “Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan – belum ada sesuatupun selainnya) dan belum ada tempat, dan Dia (Allah) sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap seperti semula, ada tanpa tempat.” 5. Allah tidak membutuhkan segala sesuatu selain-Nya. Maknanya bukanlah Allah berdiri sendiri. 6. Nabi Adam 7. Nabi Syits (شيث) 8. Setelah meninggalnya nabi Idris 9. Nabi Nuh 10. Seluruh nabi ma’shum/terhindar dari 3 macam dosa, yaitu: dosa kufur, dosa besar, dan dosa kecil yang menunjukkan kehinaan jiwa, seperti mengutil/mencuri sebiji jagung atau melihat wanita ajnabiyah dengan syahwat. Adapun dosa kecil yang tidak mengandung kehinaan jiwa maka seorang nabi mungkin saja melakukannya, namun langsung diperingatkan Allah untuk segera bertobat sebelum diikuti oleh orang lain. Seperti dosa yang dilakukan oleh Nabi Adam ketika memakan buah yang dilarang oleh Allah. Dosa tersebut adalah dosa kecil yang tidak mengandung kehinaan jiwa. Allah berfirman: وَعَصَى آَدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى (طه : 121) 11. Setiap nabi, baik yang rasul maupun yang bukan rasul memiliki 4 sifat wajib, yaitu fathonah (cerdas), shidq (jujur dalam apa yang disampaikan), tabligh (menyampaikan wahyu kepada ummat), dan amanah (dapat dipercaya). 12. Kata an-Nubuwwah adalah berasal dari kata an-Nabwah yang berarti ar-Rif'ah (keluhuran dan ketinggian derajat). An-Nubuwwah juga bisa diambil dari kata an-Naba' yang berarti al Khabar (berita), jadi an-Nabiyy yang berwazan Fa'iil berarti Faa'il yakni bahwa Nabi adalah pembawa berita dari Allah dengan perantara malaikat 13. Rasul dari kalangan manusia adalah nabi yang menerima wahyu berisi suatu syari'at yang mengandung hukum baru, yang belum pernah ada pada syari'at rasul sebelumnya 14. Persamaan nabi dan Rasul adalah sama-sama berasal dari bangsa manusia lelaki, sama-sama diperintahkan untuk menyampaikan wahyu dari Allah kepada ummat, dan banyak persamaan lainnya. 15. Rasul dari kalangan manusia adalah nabi yang menerima wahyu berisi suatu syari'at yang mengandung hukum baru, yang belum pernah ada pada syari'at rasul sebelumnya. Sedangkan Nabi yang bukan rasul adalah seseorang yang menerima wahyu berisi perintah untuk mengikuti syari'at rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikan wahyu dan syari'at tersebut, tetapi dia tidak menerima syari’at baru. Selain itu, nabi hanya berasal dari bangsa manusia, sedangkan rasul ada yang berasal dari bangsa malaikat, seperti Jibril. Allah berfirman: الله يصطفي من الملائكة رسلا ومن الناس (سورة الحج : 75) Maknanya: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia” (Q.S. Al-Hajj : 75) 16. Ada 124.000 nabi. Berdasarkan hadits riwayat Ibnu Hibban dari Abu Dzarr. 17. Ada 313 rasul. Berdasarkan hadits riwayat Ibnu Hibban dari Abu Dzarr. 18. Maksud hadits tersebut adalah bahwa seluruh nabi itu berada dalam agama yang sama, yaitu Islam. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa para nabi itu ibarat saudara seayah, agama yang diibaratkan sebagai ayah mereka sama, yaitu Islam. Yang membedakan adalah ibu mereka, yang dalam hadits lain disebutkan dengan kalimat ‘syari’at mereka berbeda’ (شرائعهم مختلفة). 19. Surat ali imran ayat 67: ما كان إبراهيم يهوديا ولا نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما كان من المشركين Maknanya: “Nabi Ibrahim bukanlah seorang Yahudi maupun Nashrani, melainkan dia adalah orang yang berpaling dari seluruh agama yang salah dan dia memeluk agama Islam dan dia bukanlah seorang musyrik”. 20. وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Maknanya: “Nabi Ibrahim dan nabi Ya’qub berwasiat kepada putra-putra mereka untuk memeluk agama (millah) tersebut, ‘wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilihkan kalian agama (yaitu agama Islam), oleh karenanya janganlah sekali-kali kalian meninggal kecuali kalian memeluk agama Islam’” (Q.S. Al-Baqarah : 132) 21. Surat Ali Imran ayat 52: فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ Maknanya: “Maka ketika Isa mengetahui kekufuran di antara mereka, ia berkata, ‘siapakah yang mau menolongku menegakkan agama Allah?’. Al-Hawariyyun (julukan bagi pengikut nabi Isa), ‘kami adalah penegak agama Allah. Kami beriman kepada Allah, dan bersaksilah bahwa kami adalah pemeluk agama Islam’” 22. Zabur untuk nabi Dawud, Taurat untuk nabi Musa, Injil untuk nabi Isa dan Al-Qur’an untuk nabi Muhammad. 23. Keseluruhan jumlah kitab suci yang diturunkan Allah adalah 104 buah; 50 kitab untuk nabi Syits, 30 kitab untuk nabi Idris, 10 kitab untuk nabi Ibrahim, 10 kitab untuk nabi Musa sebelum Taurat, Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an 24. Zaman fatroh adalah zaman kekosongan, yakni zaman yang tidak ada dakwah dari nabi yang diutus Allah dan tidak ada seorangpun yang beriman. Zaman fatrah terjadi dua kali, yaitu sepeninggal nabi Idris sebelum diutusnya nabi Nuh dan sepeninggal nabi Isa sebelum diutusnya nabi Muhammad. 25. Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal. 26. Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muththalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf. 27. Kufur/riddah terdapat tiga macam, kufur keyakinan/i’tiqady, kufur ucapan/qauly dan kufur fi’ly. 28. Firman Allah: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا Maknanya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu....” (Q.S. Al-Hujurat : 15) 29. Firman Allah: وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ .....(66) Maknanya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang ucapan mereka yang melecehkanmu dan melecehkan Al-Qur’an) tentulah mereka akan menjawab sesungguhnya kami hanyalah bersendagurau dan bermain-main saja. Katakanlah apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?, tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman....” (Q.S. At-Taubah : 65-66) Firman Allah: يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ Maknanya: “Mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kufur dan mereka menjadi kafir sesudah sebelumnya mereka muslim.....” (Q.S. At-Taubah : 74) 30. Firman Allah: لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ Maknanya: “Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan” (Q.S. Fushilat : 74) 31. Pada masa ini telah banyak sikap ceroboh (sembrono) dalam berbicara, hingga sebagian orang mengucapkan kata-kata yang mengeluarkan mereka dari Islam, sedang mereka tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah perbuatan dosa, terlebih melihatnya sebagai kekufuran. Hal itu sesuai dengan sabda Rasul: " إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكلمةِ لا يَرى بها بَأْسًا يَهْوِيْ بها في النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا" (رواه الترمذيّ) Maknanya: "Sungguh seorang hamba jika mengucapkan perkataan (yang melecehkan atau menghina Allah atau syari’at-Nya) yang tidak dianggapnya bahaya, padahal perkataan itulah yang menjerumuskannya ke (dasar) neraka (yang jarak tempuhnya) 70 tahun (dan tidak akan dihuni kecuali oleh orang-orang kafir)" Artinya jarak tempuhnya dari atas ke bawah adalah 70 tahun dan itulah dasar neraka jahanam; tempat yang hanya dihuni oleh orang-orang kafir. Hadits ini diriwayatkan oleh at Tirmidzi dan dishahihkannya. Semakna dengan hadits ini sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim. Hadits ini merupakan dalil bahwa ketika seseorang telah nyata jatuh dalam kekufuran tidak disyaratkan ia harus mengetahui hukumnya (bahwa hal tersebut menyebabkannya jatuh dalam kekufuran), dan tidak harus (dengan) lapang dada ketika mengatakannya, juga tidak harus dengan niat sengaja keluar dari Islam. 32. Contoh kufur keyakinan adalah ragu akan keberadaan Allah, ragu akan sifat-sifat Allah, meyakini bahwa Allah serupa dengan makhluk, duduk di atas ‘arsy, meyakini adanya nabi setelah nabi Muhammad, dan lain-lain. 33. Contoh kufur ucapan adalah seperti mencaci Allah, mencaci nabi, malaikat atau Islam, meremehkan janji dan ancaman Allah, menentang Allah, menghalalkan perkara-perkara yang jelas-jelas halal, menghalalkan perkara-perkara yang jelas-jelas haram, dan lain-lain. 34. Contoh kufur perbuatan adalah sujud kepada berhala, melempar mushhaf atau lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat Al-Qur’an atau nama-nama yang diagungkan ke tempat sampah atau menginjaknya dengan sengaja dan lain-lain. 35. Sesungguhnya setiap keyakinan, perbuatan atau ucapan yang menunjukkan penghinaan terhadap Allah, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, para malaikat-Nya, syi'ar-syi'ar-Nya, ajaran-ajaran agama-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-Nya atau ancaman-Nya adalah kekufuran. 36. Cara kembali dari kekufuran kepada keislaman adalah dengan cara segera meninggalkan kekufuran tersebut dan segera masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat. bukan dengan mengucapkan istighfar terlebih dahulu. Barangsiapa yang beristighfar sebelum mengucapkan syahadat, meka istighfarnya tidak bermanfaat baginya.   AMALIYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1. Bid’ah adalah melakukan perkara baru yang belum pernah dilakukan semasa hidup Rasulullah. Atau dengan redaksi lain, perkara baru yang tidak terdapat secara eksplisit (tertulis) dalam Al-Qur’an maupun hadits. البدعة هي إحداث ما لم يكن في عهد رسول الله المحدث الذي لم ينص عليه القرأن ولا جاء في السنة 2. Terdapat dua macam bid’ah, bid’ah hasanah dan bid’ah sayyi’ah/dlalalah. 3. Bid’ah hasanah adalah perkara baru yang sesuai dan sejalan dengan Al-Qur’an dan sunnah. 4. Bid’ah sayyi’ah adalah perkara baru yang menyalahi dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah. 5. Firman Allah: وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ Maknanya: “Dan kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya (Nabi Isa) rasa santun dan kasih sayang dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendiri yang mengada-adakannya) untuk mencari keridlaan Allah” (Q.S. Al-Hadid : 27) Hadits Rasul: مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ (رواه مسلم) Maknanya: “Barangsiapa merintis (memulai) dalam Islam sunnah (perbuatan) yang baik maaka baginya pahala dari perbuatan tersebut, juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka”. (H.R. Muslim) Hadits Rasul: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري ومسلم) Maknanya: “Barangsiapa yang merintis sesuatu yang baharu dalam syari’at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolak.” (H.R. Bukhari dan Muslim) 6. مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري ومسلم) Maknanya: “Barangsiapa yang merintis sesuatu yang baharu dalam syari’at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolak.” (H.R. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits ini, kata (أمر) tidak bermakna perintah, melainkan agama (الدين) atau syari’at (الشريعة). Jadi dipahami dari sabda Rasulullah : (مَا لَيْسَ مِنْهُ) “yang tidak sesuai dengannya”, bahwa perkara baru yang ditolak tiada lain adalah yang bertentangan dan menyalahi syari’at, dan bahwa perkara baru yang tidak menyalahi syari’at tidak ditolak. Jelas hadits ini menunjukkan adanya bid’ah hasanah. Karena seandainya semua bid’ah sesat tanpa terkecuali, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallama akan mengatakan : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا شَيْئًا فَهُوَ رَدٌّ Barangsiapa merintis hal baru dalam agama kita apapun itu, maka pasti ditolak. Namun ternyata dalam hadits tersebut Rasulullah memberikan batasan dalam kata (مَا لَيْسَ مِنْهُ) “yang tidak sesuai dengan syari’at”. 7. Kalimat كل بدعة ضلالة dalam hadits tersebut bemakna ghalib jadi maknanya adalah kebanyakan/sebagian besar bid’ah adalah sesat. Dan hadits tersebut masih bermakna ‘amm, dan ditakhshish dengan hadits yang menjelaskan adanya bid’ah hasanah. 8. Shalat tarawih berjama’ah, adzan dua kali dalam shalat jum’ah, berdzikir memakai tasbih, pengharakatan dan pemberian titik Al-Qur’an, maulid, dan lain sebagainya. 9. Termasuk bid’ah sayyi’ah, dan hukumnya adalah makruh. Hal ini dituturkan oleh para ulama’ hadits dalam kitab-kitab mushtholah hadits. 10. نعمت البدعة هذه (ini adalah bid’ah yang baik) 11. Raja Irbil yang bernama Mudhaffar Al-Kaukabri pada awal abad ke-7 H. 12. Hal-hal yang ditinggalkan oleh Nabi tidak berarti Nabi melarangnya. Sebuah kaidah berbunyi: ترك الشيء لا يدل على منعه Maknanya: “(Ketika Nabi atau para ulama’ salaf) Tidak melakukan sesuatu, tidak menunjukkan bahwa sesuatu tersebut dilarang”. 13. وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا Maknanya: “Apa yang dibawa Rasulullah kepada kalian maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah” (Q.S. Al-Hasyr : 7) Allah tidak menyatakan: وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا تََرَكَهُ فَانْتَهُوا عَنْهُ “Apa yang dibawa Rasulullah kepada kalian maka terimalah dan apa yang ditinggalkannya maka tinggalkanlah” 14. بالمصطفى 15. اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا Maknanya: “Pergilah kamu dengan membawa gamisku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku nanti ia akan dapat melihat kembali”. (Q.S. Yusuf : 93)   GOLONGAN DI LUAR AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1. كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ Maknanya: “Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, menyeru kepada Al-Ma’ruf (hal-hal yang diperintahkan Allah) dan mencegah dari Al-Munkar (hal-hal yang dilarang Allah)”. (Q.S. Ali Imran : 110) 2. من رأى منكم منكرا فليغره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان Maknanya: “Barangsiapa di antara kalian mengetahuisuatu perkara munkar, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, jika ia tidak mampu, hendaklah ia mengingkari dengan hatinya. Dan hal itu (yang disebut terakhir) paling sedikit buah dan hasilnya; dan merupakan hal yang diwajibkan atas seseorang ketika ia tidak mampu mengingkari dengan tangan dan lidahnya”. (H.R. Muslim) 3. Maknanya: “sampai kapan kalian enggan menyebutkan penyimpangan orang yang menyimpang, sebutkanlah orang yang menyimpang tersebut beserta penyimpangannya agar dijauhi masyarakat dan diwaspadai bahayanya”. 4. Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi (w. 1209 H) 5. Tasybih adalah keyakinan yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Sedangkan Tajsim yaitu keyakinan yang mengajarkan bahwa Allah mempunyai anggota badan. 6. Firman Allah: ليس كمثله شيء (Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun) Firman Allah: ولم يكن له كفوا أحد (dan tidak ada satupun serupa/sekutu bagi Allah) Firman Allah: فلا تضربوا لله الأمثال (janganlah kalian menyerupakan Allah dengan makhluk) Firman Allah: هل تعلم له سميا (kamu tidak akan mendapati serupapun terhadap Allah) Firman Allah: ولله المثل الأعلى (Allah mempunyai sifat-sifat yang agung yang tidak serupa dengan sifat makhluk) 7. Ibn Taimiyah al-Harrani 8. Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al-Asma’ Wa Al-Shifat. 9. Tauhid menurut ahlussunnah wal jama’ah sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Al-Junaid al-Baghdadi adalah: إفراد القديم من المحدث “tauhid adalah mensucikan (Allah) yang tidak mempunyai permulaan dari menyerupai makhluk-Nya” 10. Taqiyyuddin An-Nabhani (w. 1400 H) 11. Hizbut Tahrir mempunyai keyakinan bahwa perbuatan manusia merupakan kehendak dan ciptaan manusia sendiri, bukan ciptaan Allah, tidak ada kaitannya dengan Qadla’ dan Qadar. Taqiyyuddin An-Nabhani menyatakan dalam bukunya Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bagian pertama halaman 71-72 sebagai berikut: “Segala perbuatan manusia tidak terkait dengan Qadla’ Allah. Karena perbuatan tersebut ia lakukan atas inisiatif manusia itu sendiri dan dari ikhtiarnya. Maka semua perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan dan kehendak manusia tidak masuk dalam Qadla`” 12. Ahlussunnah meyakini bahwa Allah adalah pencipta seluruh makhluk beserta segala perbuatan makhluk tersebut, baik perbuatan itu amal kebaikan maupun keburukan. Dan ahlussunnah juga meyakini bahwa manusia mempunyai kehendak untuk berbuat yang biasa dikenal dengan ikhtiar atau kasb. Kasb adalah apabila seorang hamba mengarahkan niat dan kehendaknya untuk melakukan suatu perbuatan dan pada saat itulah Allah menciptakan dan menampakkan perbuatan tersebut. 13. Firman Allah: إنا كل شيء خلقناه بقدر . maknanya : “Sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan segala sesuatu menurut ketentuan-Ku”. (Q.S. Al-Qamar : 49) Firman Allah: وخلق كل شيء فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً . maknanya : “Dan Allah menciptakan segala sesuatu dan sungguh dia telah menentukannya” (Q.S. Al-Furqan : 25) Firman Allah: هل من خالق غير الله . maknanya : “Tidak ada pencipta selain Allah” (Q.S. Fathir : 3) Firman Allah: قل الله خالق كل شيء . maknanya : “Katakanlah, Allah adalah pencipta selain Allah” (Q.S. Al-Ra’d : 16) 14. Rasulullah bersabda: إن الله صانع كل صانع وصنعته (رواه الحاكم والبيهقي). Maknanya: “Allah pencipta setiap pelaku perbuatan beserta perbuatannya” (H.R. Al-Hakim dan Al-Bayhaqi) 15. Fiman Allah: لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. Maknanya: “Bagi setiap jiwa (balasan baik dari) kebaikan yang ia lakukan dengan kasabnya dan atas setiap jiwa (balasan buruk atas) keburukan yang ia lakukan” (Q.S. Al-Baqarah : 286) 16. Pendiri Hizbul Ikhwan/Ikhwanul Muslimin 17. Golongan Khawarij adalah golongan yang mengkafirkan setiap pelaku dosa. Ajaran mereka ini dilanjutkan oleh Hizbul Ikhwan dengan mengkafirkan setiap orang Islam yang tunduk pada pemerintahan yang tidak memberlakukan hukum Islam secara keseluruhan. Menurut mereka ini adalah pengamalan terhadap ayat وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ. 18. Tafsir Fii Dzilaal Al-Qur’an 19. وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (Q.S. Al-Maidah : 44). Maknanya: “Barangsiapa yang tidak menjalan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang pelaku dosa besar” 20. Makna kata الكافرون dalam ayat tersebut bukanlah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam, melainkan kekufuran di bawah kekufuran, yakni dosa besar. Seperti halnya riya’ yang disebut dengan Syirik Ashghar yang berarti kesyirikan kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Penafsiran ini dijelaskan oleh oleh sang shahabat tarjuman Al-Qur’an, Ibn Abbas sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, Ibn Abbas berkata: إنه ليس بالكفر الذي يذهبون إليه ، إنه ليس بالكفر الذي ينقل عن الملة [ومن لم يحكم بما أنزل الله فاؤلئك هم الكافرون] كفر دون كفر Maknanya: “Sesungguhnya maknanya bukanlah kekufuran sebagaimana yang dianggap oleh kaum khawarij. Sesungguhnya maknanya bukanlah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Makna ayat [ومن لم يحكم بما أنزل الله فاؤلئك هم الكافرون] adalah kekufuran di bawah kekufuran”. Dan menurut shahabat Al-Barra’ ibn Azib, ayat tersebut turun pada kaum Yahudi. Sehingga tidak dapat diberlakukan terhadap ummat Muslim. 21. “kami (Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah) tidak mengkafirkan seorang Muslim sebab melakukan sebuah dosa selama ia tidak menghalalkan perbuatan dosa tersebut”. 22. Sifat Kalam Allah tidak berupa suara, bahasa dan huruf. Sifat Kalam Allah tidak bermula, dan tidak berakhir (berhenti). Sifat Kalam Allah tidak membutuhkan alat-alat berbicara. 23. Mushhaf al-Qur’an yang saat ini kita baca berupa tulisan, bahasa, suara dan huruf. Al-Qur’an yang seperti ini adalah Kalam Allah yang merupakan ungkapan dari Sifat Kalam Allah yang Azali yang tidak berupa suara, bahasa dan huruf. (عبارة عن كلام الله الذاتي الأزلي). Sebagai pendekatan, api merupakan benda panas yang jelas bukan berupa suara, bahasa dan huruf. Ketika kita menuliskan kata ‘API’, maka tulisan yang berupa bahasa dan huruf ini juga disebut dengan ‘API’ dalam artian ungkapan atas api yang sesungguhnya, api yang panas yang tidak berupa suara, bahasa dan huruf. 24. Hulul adalah paham yang meyakini bahwa Allah akan menyatu/menempati seorang hamba ketika hamba tersebut mencapai tingkatan tertentu dalam kesufian. Sedangkan Wahdatul Wujud adalah paham yang meyakini bahwa Allah menyatu dengan Alam, Allah adalah alam dan alam adalah Allah. 25. إِنَّ اللهَ لاَ يَحُلُّ فِي شَيْءٍ “sesungguhnya Allah tidak bertempat pada suatu benda”, ini merupakan bantahan terhadap musyabbihah yang meyakini bahwa Allah berada di suatu tempat. وَلاَ يَنْحَلُّ مِنْهُ شَيْءٌ “dan tidak ada sesuatu yang terpisah dari Dzat Allah”, merupakan bantahan terhadap kaum filsuf yang meyakini bahwa Allah adalah bahan dari makhluk, dan bantahan terhadap Wahdatul Wujud. وَلاَ يَحُلُّ فِيْهِ شَيْءٌ “dan Allah tidak ditempati sesuatu”, bantahan terhadap Hulul. لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ “Allah tidak serupa dengan segala sesuatu, baik dari satu segi maupun banyak segi”. 26. Ahmadiyah 27. Firman Allah: مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ “Muhammad bukanlah ayah salah seorang di antara kalian, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi”. (Q.S. Al-Ahzab : 40) Hadits Rasul: ختم بي النبيون ؛ ختم بي الأنبياء ؛ ختم بي النبوة ؛ ختم بي الرسل   KE-NU-AN 1. Sikap tasamuh hanya boleh dilakukan terhadap pada permasalahan-permasalahan yang memang terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama dalam menentukan hukumnya, seperti dalam hal fiqh, mu’amalah dan lainnya. Sedangkan dalam hal ushul atau hal yang sudah menjadi ijma’ ulama’, tidak boleh menggunakan sikap tasamuh, melainkan harus dilakukan amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini mengikuti kaidah: لا ينكر المختلف فيه وإنما ينكر المجمع عليه "Hal yang diperselisihkan oleh para ulama, tidak diingkari orang yang mengikuti pendapat salah seorang dari mereka, sedangkan dalam hal yang disepakati sebagai perkara haram mesti dingkari". 2. Imam ahlussunnah dalam hal aqidah adalah imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dan imam Abu Manshur al-Maturidi 3. Madzhab ahlussunnah dalam bidang fiqh adalah madzhab Maliki yang didirikan oleh imam Malik ibn Anas, madzhab Hanafi yang dipimpin oleh imam Abu Hanifah, madzhab Syafi’i yang diajarkan oleh imam Muhammad ibn Idris Asy-Syafi’i, dan madzhab Hanbali yang dipelopori oleh imam Ahmad ibn Hanbal, serta ulama’-ulama’ lain di luar 4 madzhab tersebut yang mempunyai kompetensi dalam berijtihad. 4. Pemimpin ahlussunnah dalam bidang tasawwuf adalah imam Al-Junaid Al-Baghdadi dan imam al-Ghazali.

1 komentar:

heweh sek mboh mengatakan...

orak dolorrrrrrr..........

Jual beli online dan menyusui anak orang kafir

*SOAL* Bahsulmasail# 1_ *bagaimana hukum orang jual beli online, kalo di bolehkan bagaimana cara akadnya apakah sah hanya melewati telpon sa...