Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna ๐Ÿ‘‰ Download!

FATWA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-'UTSAIMIN


||| FATWA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-'UTSAIMIN |||
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin merupakan Syaikhul Wahhabiyah yang fatwa-fatwanya juga banyak menjadi rujukan pengikut sekte Wahhabiyah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin al-Wahib at-Tamimi atau lebih dikenal dengan Syaikh al-Utsaimin. Dalam beberapa fatwanya, terdapat pernyataan menarik yang mungkin jarang di publikasikan oleh pengikut Wahhabiyah tentang bacaaan al-Qur'an untuk orang mati. Berikut diantara pernyataan beliau :
PENDAPAT YANG SHAHIH TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK ORANG MATI
ูˆุฃู…ุง ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉ ู„ู„ู…ูŠุช ุจู…ุนู†ู‰ ุฃู† ุงู„ุฅู†ุณุงู† ูŠู‚ุฑุฃูˆูŠู†ูˆูŠ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุซูˆุงุจู‡ุง ู„ู„ู…ูŠุชุŒ ูู‚ุฏ ุงุฎุชู„ู ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุฑุญู…ู‡ู… ุงู„ู„ู‡ ู‡ู„ ูŠู†ุชูุน ุจุฐู„ูƒ ุฃูˆ ู„ุง ูŠู†ุชูุนุŸ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู† ู…ุดู‡ูˆุฑูŠู† ุงู„ุตุญูŠุญ ุฃู†ู‡ ูŠู†ุชูุนุŒ ูˆู„ูƒู† ุงู„ุฏุนุงุก ู„ู‡ ุฃูุถู„
"Pembacaan al-Qur'an untuk orang mati dengan pengertian bahwa manusia membaca al-Qur'an serta meniatkan untuk menjadikan pahalanya bagi orang mati, maka sungguh ulama telah berselisih pendapat mengenai apakah yang demikian itu bermanfaat ataukah tidak ? atas hal ini terdapat dua qaul yang sama-sama masyhur dimana yang shahih adalah bahwa membaca al-Qur'an untuk orang mati memberikan manfaat, akan tetapi do'a adalah yang lebih utama (afdlal).". [1]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin pernah ditanya tentang hukum membaca al-Qurโ€™an untuk roh orang mati. Menariknya adalah bahwa menurut pandangan beliau ; yang rajih adalah bahwa bacaan al-Qurโ€™an sampai kepada orang mati apabila ditujukan untuk orang mati tersebut ;
PENDAPAT YANG RAJIH TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK ORANG MATI
ุณุฆู„ ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุดูŠุฎ: ุนู† ุญูƒู… ุงู„ุชู„ุงูˆุฉ ู„ุฑูˆุญ ุงู„ู…ูŠุชุŸ
Fadlilatusy Syaikh ditanya tentang hukum tilawah (membaca al-Qurโ€™an) untuk orang mati ?
ูุฃุฌุงุจ ู‚ุงุฆู„ู‹ุง: ุงู„ุชู„ุงูˆุฉ ู„ุฑูˆุญ ุงู„ู…ูŠุช ูŠุนู†ูŠ ุฃู† ูŠู‚ุฑุฃ ุงู„ู‚ุฑุขู† ูˆู‡ูˆ ูŠุฑูŠุฏ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุซูˆุงุจู‡ ู„ู…ูŠุช ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ู…ุณุฃู„ุฉ ู…ุญู„ ุฎู„ุงู ุจูŠู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู†: ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุฃูˆู„: ุฃู† ุฐู„ูƒ ุบูŠุฑ ู…ุดุฑูˆุน ูˆุฃู† ุงู„ู…ูŠุช ู„ุง ูŠู†ุชูุน ุจู‡ ุฃูŠ ู„ุง ูŠู†ุชูุน ุจุงู„ู‚ุฑุขู† ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„. ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุซุงู†ูŠ: ุฃู†ู‡ ูŠู†ุชูุน ุจุฐู„ูƒ ูˆุฃู†ู‡ ูŠุฌูˆุฒ ู„ู„ุฅู†ุณุงู† ุฃู† ูŠู‚ุฑุฃ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุจู†ูŠุฉ ุฃู†ู‡ ู„ูู„ุงู† ุฃูˆ ูู„ุงู†ุฉ ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†ุŒ ุณูˆุงุก ูƒุงู† ู‚ุฑูŠุจู‹ุง ุฃูˆ ุบูŠุฑ ู‚ุฑูŠุจ.
Jawaban : Tilawah  untuk roh orang mati yakni membaca al-Qurโ€™an karena ingin memberikan pahalanya untuk mayyit (orang mati) yang muslim, masala h ini terdapat perselisihan diantara ahlul ilmi atas dua pendapat : Pertama, sungguh itu bukan perkara yang masyruโ€™ (tidak disyariatkan) dan sungguh mayyit tidak mendapat manfaat dengan hal itu yakni tidak mendapatkan manfaat dengan pembacaan al-Qurโ€™an pada perkara ini. Kedua, sesungguhnya mayyit mendapatkan manfaat dengan hal itu, dan sesungguhnya boleh bagi umat Islam untuk membaca al-Qurโ€™an dengan meniatkan pahalanya untuk fulan atau fulanah yang beragama Islam, sama saja baik dekat atau tidak dekat (alias jauh).
ูˆุงู„ุฑุงุฌุญ: ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุซุงู†ูŠ ู„ุฃู†ู‡ ูˆุฑุฏ ููŠ ุฌู†ุณ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุฌูˆุงุฒ ุตุฑูู‡ุง ู„ู„ู…ูŠุชุŒ ูƒู…ุง ููŠ ุญุฏูŠุซ ุณุนุฏ ุงุจู† ุนุจุงุฏุฉ -ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡- ุญูŠู† ุชุตุฏู‚ ุจุจุณุชุงู†ู‡ ู„ุฃู…ู‡ุŒ ูˆูƒู…ุง ููŠ ู‚ุตุฉ ุงู„ุฑุฌู„ ุงู„ุฐูŠ ู‚ุงู„ ู„ู„ู†ุจูŠ -ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ-: ยซุฅู† ุฃู…ูŠ ุงูู’ุชูู„ูุชูŽุช ู†ูุณู‡ุง ูˆุฃุธู†ู‡ุง ู„ูˆ ุชูƒู„ู…ุช ู„ุชุตุฏู‚ุช ุฃูุฃุชุตุฏู‚ ุนู†ู‡ุงุŸ ู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ -ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ-: "ู†ุนู…ยป ูˆู‡ุฐู‡ ู‚ุถุงูŠุง ุฃุนูŠุงู† ุชุฏู„ ุนู„ู‰ ุฃู† ุตุฑู ุฌู†ุณ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ู„ุฃุญุฏ ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุฌุงุฆุฒ ูˆู‡ูˆ ูƒุฐู„ูƒุŒ ูˆู„ูƒู† ุฃูุถู„ ู…ู† ู‡ุฐุง ุฃู† ุชุฏุนูˆ ู„ู„ู…ูŠุชุŒ ูˆุชุฌุนู„ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญุฉ ู„ู†ูุณูƒ ู„ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ -ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ- ู‚ุงู„: ยซุฅุฐุง ู…ุงุช ุงุจู† ุขุฏู… ุงู†ู‚ุทุน ุนู…ู„ู‡ ุฅู„ุง ู…ู† ุซู„ุงุซ: ุตุฏู‚ุฉ ุฌุงุฑูŠุฉุŒ ุฃูˆ ุนู„ู… ูŠู†ุชูุน ุจู‡ุŒ ุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุฏุนูˆ ู„ู‡ยป . ูˆู„ู… ูŠู‚ู„: ุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุชู„ูˆ ู„ู‡ ุฃูˆ ูŠุตู„ูŠ ู„ู‡ ุฃูˆ ูŠุตูˆู… ู„ู‡ ุฃูˆ ูŠุชุตุฏู‚ ุนู†ู‡ ุจู„ ู‚ุงู„: - ยซุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุฏุนูˆ ู„ู‡ยป ูˆุงู„ุณูŠุงู‚ ููŠ ุณูŠุงู‚ ุงู„ุนู…ู„ุŒ ูุฏู„ ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุฃูุถู„ ุฃู† ูŠุฏุนูˆ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู„ู„ู…ูŠุช ู„ุง ุฃู† ูŠุฌุนู„ ู„ู‡ ุดูŠุฆู‹ุง ู…ู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญุฉุŒ ูˆุงู„ุฅู†ุณุงู† ู…ุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุงู„ุนู…ู„ ุงู„ุตุงู„ุญุŒ ุฃู† ูŠุฌุฏ ุซูˆุงุจู‡ ู„ู‡ ู…ุฏุฎุฑู‹ุง ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ -ุนุฒ ูˆุฌู„-.
Dan yang rajih (yang kuat) : adalah qaul (pendapat) yang kedua, karena sesungguhnya telah warid sebagai sebuah jenis ibadah yang boleh memindahkan pahalanya untuk mayyit (orang mati) karena sesungguhnya telah warid sebagai , sebagaimana pada hadits Saโ€™ad bin โ€˜Ubadah radliyallahu โ€˜anh ketika ia menshadaqahkan kebunnya untuk ibunya, dan sebagaimana kisah seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi shallallahu โ€˜alayhi wa sallam : sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, dan aku menduga seandainya ia sempat berbicara ia akan meminta untuk bershadaqah, maka bolehkah bershadaqah untuknya ? Nabi shallallahu โ€˜alayhi wa sallam menjawab : iyaโ€, ini sebuah peristiwa yang menunjukkan bahwa memindahkan pahala jenis ibadah untuk salah seorang kaum Muslimin adalah boleh, dan demikian juga terkait membaca al-Qurโ€™an. Akan tetapi yang lebih utama dari perkara ini agar mereka berdoโ€™a untuk mayyit, serta menjadikan amal-amal shalih untuk dirimu sendiri, karena Nabi shallallahu โ€˜alayhi wa sallam bersabda : โ€œApabila bani Adam mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang selali mendoโ€™akannyaโ€. Tidak dikatakan, โ€œatau anak shalih yang melakukan tilawah untuknya, atau shalat untuknya, atau puasa untuknya, atau shadaqah untuknya, akan tetapi Nabi bersabda : โ€œatau anak shalih yang berdoโ€™a untuknyaโ€,
Maka ini menunjukkan bahwa seorang manusia berdoโ€™a untuk mayyit itu lebih utama (afdlal) dari pada menjadikan amal-amal shalihnya lainnya untuk mayyit, dan manusia membutuhkan amal shalih agar pahalanya menjadi simpanan disisi Allah โ€˜Azza wa Jalla.โ€ [2]
Tidak hanya itu, Syaikh al-Utsaimin al-Wahhabi juga pernah ditanya tentang surah an-Najm ayat 39. Ulama sendiri memiliki berbagai jawaban dalam menjelaskan ayat ini namun ulama tidak menafikan bahwa seseorang memang bisa memperoleh manfaat dari orang lain, sebab nas untuk hal ini telah mutawatir baik didalam al-Qurโ€™an maupun as-Sunnah. Seperti itu juga Syaikh al-Utsaimin yang tidak menafikan bahwa seseorang bisa memperoleh manfaat dari amal orang lain :
KOMENTAR TENTANG QS. AN-NAJM 39 DAN HADITS TERPUTUSNYA AMAL
ูˆุณุฆู„ ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุดูŠุฎ: ู‡ู„ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: {ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽุง ุณูŽุนูŽู‰} ูŠุฏู„ ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุซูˆุงุจ ู„ุง ูŠุตู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ูŠุช ุฅุฐุง ุฃู‡ุฏูŠ ู„ู‡ุŸ
Fadlilatusy Syaikh  ditanya : apakah firman Allah {wa an laysa lil-insaani ilaa maa saโ€™aa} menunjukkan atas bahwa pahala tidak sampai kepada mayyit apabila di hadiahkan untuknya ?
ูุฃุฌุงุจ ุจู‚ูˆู„ู‡: ู‚ูˆู„ู‡ - ุชุนุงู„ู‰-: {ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽุง ุณูŽุนูŽู‰} ุงู„ู…ุฑุงุฏ -ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู…- ุฃู† ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู„ุง ูŠุณุชุญู‚ ู…ู† ุณุนูŠ ุบูŠุฑู‡ ุดูŠุฆู‹ุงุŒ ูƒู…ุง ู„ุง ูŠุญู…ู„ ู…ู† ูˆุฒุฑ ุบูŠุฑู‡ ุดูŠุฆู‹ุงุŒ ูˆู„ูŠุณ ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุตู„ ุฅู„ูŠู‡ ุซูˆุงุจ ุณุนูŠ ุบูŠุฑู‡ุ› ู„ูƒุซุฑุฉ ุงู„ู†ุตูˆุต ุงู„ูˆุงุฑุฏุฉ ููŠ ูˆุตูˆู„ ุซูˆุงุจ ุณุนูŠ ุงู„ุบูŠุฑ ุฅู„ู‰ ุบูŠุฑู‡ ูˆุงู†ุชูุงุนู‡ ุจู‡ ุฅุฐุง ู‚ุตุฏู‡ ุจู‡ุŒ ูู…ู† ุฐู„ูƒ:
Jawab : tentang firman Allah { wa an laysa lil-insaani ilaa maa saโ€™aa } maksudnya โ€“wallahu aโ€™lam- bahwa manusia tidak berhak terhadap usaha orang lain, sebagaimana seseorang tidak memikul sesuatu tanggungan orang lain, namun maksudnya bukanlah bahwa pahala usaha orang lain tidak sampai kepadanya, sebab banyak nas-nas yang warid tentang sampainya pahala usaha orang lain kepada orang lain dan memberi manfaat dengan hal itu apabila di qashadkan (ditujukan) untuknya. Diantara yang demikian adalah :
ุงู„ุฏุนุงุก ูุฅู† ุงู„ู…ุฏุนูˆ ู„ู‡ ูŠู†ุชูุน ุจู‡ ุจู†ุต ุงู„ู‚ุฑุขู† ูˆุงู„ุณู†ุฉ ูˆุฅุฌู…ุงุน ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†ุŒ ... ุงู„ุตุฏู‚ุฉ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ... ุงู„ุตูŠุงู… ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ... ุงู„ุญุฌ ุนู† ุบูŠุฑู‡ ... ุงู„ุฃุถุญูŠุฉ ุนู† ุงู„ุบูŠุฑ ... ุงู‚ุชุตุงุต ุงู„ู…ุธู„ูˆู… ู…ู† ุงู„ุธุงู„ู… ุจุงู„ุฃุฎุฐ ู…ู† ุตุงู„ุญ ุฃุนู…ุงู„ู‡ .... ุงู†ุชูุงุนุงุช ุฃุฎุฑู‰ ุจุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุบูŠุฑ: ูƒุฑูุน ุฏุฑุฌุงุช ุงู„ุฐุฑูŠุฉ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ุฅู„ู‰ ุฏุฑุฌุงุช ุขุจุงุฆู‡ู…ุŒ ูˆุฒูŠุงุฏุฉ ุฃุฌุฑ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุจูƒุซุฑุฉ ุงู„ุนุฏุฏุŒ ูˆุตุญุฉ ุตู„ุงุฉ ุงู„ู…ู†ูุฑุฏ ุจู…ุตุงูุฉ ุบูŠุฑู‡ ู„ู‡ุŒ ูˆุงู„ุฃู…ู† ูˆุงู„ู†ุตุฑ ุจูˆุฌูˆุฏ ุฃู‡ู„ ุงู„ูุถู„
โ€œDoโ€™a, maka sesungguhnya orang yang berdoโ€™a untuk mayit niscaya bermanfaat dengan hal tersebut, berdasarkan nash al-Qurโ€™an , As-Sunnah dan Ijmaโ€™ Muslimi ; shadaqah atas nama mayyit ; puasa atas nama mayyit ; haji dari orang lain ; sembelihan dari orang lain ; orang yang terdlalimin mendapatkan kebaikan yang diambil dari amal orang yang mendlalimi, ; mendapatkan manfaat yang lain dengan amal orang lain seperti anak-anak diangkat derajatnya di surga ke derajat ayah-ayah mreka, shalat pahala berjamaโ€™ah bertambah karena banyaknya jumlah (orang lain) ; sahnya shalat orang yang sendiri dengan adanya orang yang mengikut kepadanya ; aman dan tentram karena adanya orang-orang yang bijak sanaโ€. [3]
Masih seputar hal yang sama yang pernah di tanyakan kepada beliau :
YANG DISEPAKATI DAN DIPERSELISIHKAN
ุณุฆู„ ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุดูŠุฎ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: ู…ุง ุญูƒู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ูˆุงู„ุตูˆู… ู„ู‡ุŸ ูุฃุฌุงุจ ูุถูŠู„ุชู‡ ุจู‚ูˆู„ู‡: ู‡ู†ุงูƒ ุฃุฑุจุนุฉ ุฃู†ูˆุงุน ู…ู† ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุชุตู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ูŠุช ุจุงู„ุฅุฌู…ุงุนุŒ ูˆู‡ูŠ: ุงู„ุฃูˆู„: ุงู„ุฏุนุงุก. ุงู„ุซุงู†ูŠ: ุงู„ูˆุงุฌุจ ุงู„ุฐูŠ ุชุฏุฎู„ู‡ ุงู„ู†ูŠุงุจุฉ. ุงู„ุซุงู„ุซ: ุงู„ุตุฏู‚ุฉ.  ุงู„ุฑุงุจุน: ุงู„ุนุชู‚. ูˆู…ุง ุนุฏุง ุฐู„ูƒ ูุฅู†ู‡ ู…ูˆุถุน ุฎู„ุงู ุจูŠู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู…: ูู…ู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก ู…ู† ูŠู‚ูˆู„: ุฅู† ุงู„ู…ูŠุช ู„ุง ูŠู†ุชูุน ุจุซูˆุงุจ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญุฉ ุฅุฐุง ุฃู‡ุฏูŠ ู„ู‡ ููŠ ุบูŠุฑ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุงู„ุฃุฑุจุนุฉ
โ€œAl-Utsaimin di tanya : Apa hukum shalat dan puasa dari orang lain untuk mayyit ? Jawab : terdapat 4 macam jenis ibadah yang sampai kepada mayyit berdasarkan ijmaโ€™, yakni
1.      Doโ€™a
2.      Ibadah wajib yang bisa di pindahkan
3.      Shadaqah
4.      Membebaskan budak
Dan yang tidak terhitung pada hal itu maka itu berada pada kedudukan yang diperselisihkan diantara ulama. Sebagian ulama ada yang mengatakan : sesungguhnya mayyit tidak mendapatkan manfaat dengan pahala amal-amal shalih yang dihadiahkan untuknya selain empat hal tersebut.
ูˆู„ูƒู† ุงู„ุตูˆุงุจ: ุฃู† ุงู„ู…ูŠุช ูŠู†ุชูุน ุจูƒู„ ุนู…ู„ ุตุงู„ุญ ุฌุนู„ ู„ู‡ ุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ู…ูŠุช ู…ุคู…ู†ุงู‹ุŒ ูˆู„ูƒู†ู†ุง ู„ุง ู†ุฑู‰ ุฃู† ุฅู‡ุฏุงุก ุงู„ู‚ุฑุจ ู„ู„ุฃู…ูˆุงุช ู…ู† ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุงู„ู…ุดุฑูˆุนุฉ ุงู„ุชูŠ ุชุทู„ุจ ู…ู† ุงู„ุฅู†ุณุงู†ุŒ ุจู„ ู†ู‚ูˆู„: ุฅุฐุง ุฃู‡ุฏู‰ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ุซูˆุงุจ ุนู…ู„ ู…ู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ุŒ ุฃูˆ ู†ูˆู‰ ุจุนู…ู„ ู…ู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุซูˆุงุจู‡ ู„ู…ูŠุช ู…ุณู„ู… ูุฅู†ู‡ ูŠู†ูุนู‡ุŒ ู„ูƒู†ู‡ ุบูŠุฑ ู…ุทู„ูˆุจ ู…ู†ู‡ ุฃูˆ ู…ุณุชุญุจ ู„ู‡ ุฐู„ูƒ
Akan tetapi yang shawab (yang benar) : bahwa orang mati bisa mendapatkan manfaat dengan setiap amal shalih yang dijadikan untuk mayyit apabila mayyitnya mukmin, namun kami tidak melihat bahwa menghadiahkan amal kebajikan untuk orang mati termasuk perkara masyruโ€™ yang dituntut dari manusia, bahkan kami katakan : apabila seorang manusia menghadiahkan pahala amal dari berbagai amal atau meniatkan dengan beramal dari berbagai amal agar dijadikan pahalanya untuk orang mati yang muslim maka itu bermanfaat bagi orang mati tersebut, tetapi tanpa ada tuntutan atau anjuran baginya untuk melakukan hal demikian.
ูˆุงู„ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ู‡ุฐุง ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ู… ูŠุฑุดุฏ ุฃู…ุชู‡ ุฅู„ู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ุนู…ู„ุŒ ุจู„ ุซุจุช ุนู†ู‡ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŠ ุตุญูŠุญ ู…ุณู„ู… ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„: "ุฅุฐุง ู…ุงุช ุงู„ุฅู†ุณุงู† ุงู†ู‚ุทุน ุนู…ู„ู‡ ุฅู„ุง ู…ู† ุซู„ุงุซ: ู…ู† ุตุฏู‚ุฉ ุฌุงุฑูŠุฉุŒ ุฃูˆ ุนู„ู… ูŠู†ุชูุน ุจู‡ุŒ ุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุฏุนูˆ ู„ู‡". ูˆู„ู… ูŠู‚ู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ: ุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุนู…ู„ ู„ู‡ุŒ ุฃูˆ ูŠุชุนุจุฏ ู„ู‡ ุจุตูˆู… ุฃูˆ ุตู„ุงุฉ ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ู…ุง
Dalil atas hal ini bahwa Nabi shallallahu โ€˜alayhi wa sallam tidak menunjuki umatnya kepada amal ini, bahkan telah tsabit dari Nabi shalallallahu โ€˜alayhi wa sallam didalam shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah, bahwa beliau bersabda : โ€œapabila seorang manusia mati maka terputus amalnya kecuali yang berasal dari tiga hal yakni dari shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yanng berdoโ€™a untuknyaโ€, Nabi shalallahu โ€˜alayhi wa sallam tidak mengatakan : โ€œatau anak shalih yang beramal untuknya, atau beribadah untuknya dengan puasa, shalat atau selainnyaโ€
 ูˆู‡ุฐุง ุฅุดุงุฑุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุฐูŠ ูŠู†ุจุบูŠ ูˆุงู„ุฐูŠ ูŠุดุฑุน ู‡ูˆ ุงู„ุฏุนุงุก ู„ุฃู…ูˆุงุชู†ุงุŒ ู„ุง ุฅู‡ุฏุงุก ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ู„ู‡ู…ุŒ ูˆุงู„ุฅู†ุณุงู† ุงู„ุนุงู…ู„ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏู†ูŠุง ู…ุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุงู„ุนู…ู„ ุงู„ุตุงู„ุญุŒ ูู„ูŠุฌุนู„ ุงู„ุนู…ู„ ุงู„ุตุงู„ุญ ู„ู†ูุณู‡ุŒ ูˆู„ูŠูƒุซุฑ ู…ู† ุงู„ุฏุนุงุก ู„ุฃู…ูˆุงุชู‡ุŒ ูุฅู† ุฐู„ูƒ ู‡ูˆ ุงู„ุฎูŠุฑ ูˆู‡ูˆ ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุณู„ู ุงู„ุตุงู„ุญ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…
Ini sebuah isyarat bahwa yang layak serta yang disyariatkan adalah doโ€™a untuk orang-orang mati diantara kita, bukan menghadiahkan ibadah-ibadah kepada mereka, sebab manusia sebagai pelaku didunia ini butuh kepada amal shalih, maka hendaklah menjadikan amal shalih untuk dirinya sendiri, serta memperbanyak doโ€™a untuk orang-orang yang mati, sebab itu adalah baik dan merupakan jalan salafush shalih radliyallahu โ€˜anhumโ€. [4]

CATATAN KAKI :
[1] Lihat : Majmuโ€™ Fatawa wa Rasaail [17/220-221] Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
[2] Lihat : Ibid [2/ 305].
[3] Lihat : Ibid [2/311-318].
[4] Lihat ; Ibid [17/255].


Dokumen Terkait

0 Komentar untuk "FATWA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-'UTSAIMIN"

Jual beli online dan menyusui anak orang kafir

*SOAL* Bahsulmasail# 1_ *bagaimana hukum orang jual beli online, kalo di bolehkan bagaimana cara akadnya apakah sah hanya melewati telpon sa...