Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna ๐Ÿ‘‰ Download!

Mengeraskan Dzikir


 Mengeraskan Dzikir
Mengenai tata cara dzikir, apakah dikeraskan atau dibaca pelan, masing-masing ada dalil dan tuntunan dari hadits Nabi J. Di antara hadits yang menjelaskan keutamaan mengeraskan dzikir adalah:
ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ D ู‚ูŽุงู„ูŽุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู :J ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏููŠ ุจููŠุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠุŒ ููŽุฅูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠ ูููŠ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุฐูŽูƒูŽุฑู’ุชูู‡ู ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠ ูููŠ ู…ูŽู„ุฅู ุฐูŽูƒูŽุฑู’ุชูู‡ู ูููŠ ู…ูŽู„ุฅู ุฎูŽูŠู’ุฑู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠุŒ 7857ุŒ ูˆู…ุณู„ู…ุŒ 4832ุŒ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠุŒ 3528ุŒ ูˆุงุจู† ู…ุงุฌู‡ุŒ 3812).
โ€œDari Abu Hurairah D, ia berkata. Nabi J bersabda, โ€œAllah taโ€™ala berfirman, โ€œSaya akan berbuat sesuai dengan keyakinan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku akan selalu bersamanya selama ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat (berdzikir) kepada-Ku di dalam hatinya, maka Aku akan memperhatikannya. Dan jika ia menyebut Aku di dalam suatu perkumpulan (dengan suara yang didengar orang lain) maka Aku akan ingat kepadanya di dalam perkumpulan yang lebih baik dari perkumpulan yang mereka adakan.โ€ (HR. al-Bukhari [7857], Muslim [4832], al-Tirmidzi [3528] dan Ibnu Majah [3812]).
Di samping itu banyak sekali doโ€™a-doโ€™a yang diajarkan oleh Nabi j yang diriwayatkan para sahabat, itu artinya suara Nabi cukup keras sehingga para sahabat dapat mendengar dan menghafalnya.
Sedangkan hadits yang menjelaskan keutamaan berdzikir dengan pelan adalah:
ุนูŽู†ู’ ุณูŽุนู’ุฏู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู J ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุฎูŽูููŠู‘ู ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูุฒู’ู‚ู ู…ูŽุง ูŠูŽูƒู’ูููŠ (ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏุŒ 1397).
โ€œDari Saโ€™ad bin Malik ia berkata, Rasulullah J bersabda, โ€œPaling baik dzikir adalah yang dilakukan secara samar. Sedangkan rizki yang paling baik adalah yang mencukupi.โ€ (HR. Ahmad [1397]).
Karena sama-sama memiliki sandaran hukum, maka semua berpulang kepada masing-masing individu. Imam Jalaluddin al-Suyuthi menjelaskan bahwa memelankan dzikir itu bisa lebih utama sekiranya ada kekhawatiran akan riyaโ€™ atau mengganggu orang yang shalat atau orang tidur. Pada selain yang dua ini, maka mengeraskan suara itu lebih utama, karena pekerjaan yang dilakukan ketika itu lebih banyak, serta manfaat dari dzikir dengan suara keras itu bisa didapatkan oleh orang yang mendengar. Dzikir itu juga dapat mengingatkan hati orang yang membaca, memusatkan segenap pikirannya untuk terus merenungkan dan menghayati (dzikir yang dibaca), memfokuskan konsentrasi dan pendengarannya, menghilangkan ngantuk serta menambah semangat.โ€ (Al-Suyuthi, al-Hawi li al-Fatawi, juz II, hal. 133).
Keterangan dari Imam al-Suyuthi ini selain menjelaskan keutamaan mengeraskan dzikir, sekaligus menegaskan batasannya, bahwa dzikir itu boleh dikeraskan selama tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.

Berdzikir Berjama'ah Dibilang Sesat ; Meluruskan Kejahilan Mereka

Ada salah satu sekte menyebar di masyarakat kita, mereka menamakan diri "salafi", padahal sebenarnya nama yang cocok bagi mereka adalah "talafi" (perusak). Jargon yang biasa mereka bawa adalah "basmi TBC", "perangi segala macam bid'ah", "Kembali kepada al-Qur'an dan Sunnah" dan kata-kata "manis" lainnya. Salah satu yang sering dapat serangan dari mereka adalah masalah yang sebenarnya "bukan masalah", tapi mereka ungkit-ungkit untuk membuat keributan. ngaku memrangi "TBC" tapi sebenarnya mereka sendiri membawa "TBC". Waspada!!!!!!

Berkumpul di suatu tempat untuk berdzikir bersama hukumnya adalah sunnah dan merupakan jalan untuk mendapatkan pahala dari Allah, jika memang tidak dibarengi dengan perkara-perkara yang diharamkan. Hadits-hadits yang menunjukkan kesunnahan tentang ini sangat banyak, di antaranya: (Lihat an-Nawawi, Riyadl ash-Shalihin, hal. 470-473)

1. Rasulullah bersabda:

ู„ุงูŽ ูŠูŽู‚ู’ุนูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุญูŽูู‘ูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุบูŽุดููŠูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุงู„ุณู‘ูŽูƒููŠู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‡ู ูููŠู’ู…ูŽู†ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)

โ€œTidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Nama-nama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para Malaikat yang muliaโ€. (HR. Muslim)

2. al-Imam Muslim dan al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŠู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ู…ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽู„ู’ู‚ูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู…ูŽุง ูŠูุฌู’ู„ูุณููƒูู…ู’ ุŸ ู‚ูŽุงู„ููˆู’ุง: ุฌูŽู„ูŽุณู’ู†ูŽุง ู†ูŽุฐู’ูƒูุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠู’ ุฌูุจู’ุฑููŠู’ู„ู ููŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ููŠู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูุจูŽุงู‡ููŠู’ ุจููƒูู…ู’ ุงู„ู’ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉูŽ (ุฃุฎุฑุฌู‡ ู…ุณู„ู… ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠู‘)

โ€œSuatu ketika Rasulullah keluar melihat sekelompok sahabat yang sedang duduk bersama, lalu Rasulullah bertanya: Apa yang membuat kalian duduk bersama di sini? Mereka menjawab: Kami duduk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya, kemudian Rasulullah bersabda: โ€œSungguh Aku didatangi oleh Jibril dan ia memberitahukan kepadaku bahwa Allah membanggakan kalian di kalangan para Malaikatโ€. (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)

3. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:

ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนููˆู’ุง ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูุฑููŠู’ุฏููˆู’ู†ูŽ ุจูุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู†ูŽุงุฏูŽุงู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽุงุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุฃูŽู†ู’ ู‚ููˆู’ู…ููˆู’ุง ู…ูŽุบู’ูููˆู’ุฑู‹ุง ู„ูŽูƒูู…ู’ (ุฃุฎุฑุฌู‡ ุงู„ุทู‘ุจูŽุฑุงู†ููŠู‘)

โ€œTidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir, dan mereka tidak berharap dengan itu kecuali untuk mendapat ridla Allah maka Malaikat menyeru dari langit: Berdirilah kalian dalam keadaan sudah terampuni dosa-dosa kalianโ€. (HR. ath-Thabarani)

Sedangkan dalil yang menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara umum, di antaranya adalah hadits Qudsi: Rasulullah bersabda:

ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰: ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏููŠู’ ุจููŠู’ุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠู’ุŒ ููŽุฅูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠู’ ูููŠู’ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุฐูŽูƒูŽุฑู’ุชูู‡ู ูููŠู’ ู†ูŽูู’ุณููŠู’ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู†ููŠู’ ูููŠู’ ู…ูŽู„ูŽุฅู ุฐูŽูƒูŽุฑู’ุชูู‡ู ูููŠู’ ู…ูŽู„ูŽุฅู ุฎูŽูŠู’ุฑู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ (ู…ุชู‘ูู‚ ุนู„ูŠู‡)

โ€œAllah berfirman: โ€œAku Maha kuasa untuk berbuat seperti harapan hambaku terhadap-Kuโ€, dan Aku senantiasa menjaganya dan memberikan taufiq serta pertolongan terhadapnya jika ia menyebut nama-Ku. Jika ia menyebutku dengan lirih maka Aku akan memberinya pahala dan rahmat secara sembunyi-sembunyi, dan jika ia menyebut-Ku secara berjamaโ€™ah atau dengan suara keras maka Aku akan menyebutnya di kalangan para Malaikat yang muliaโ€. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Makna โ€œAku Maha kuasa untuk berbuat seperti harapan hambaku terhadap-Kuโ€ artinya; Jika hamba tersebut berharap untuk diampuni maka akan Aku (Allah) ampuni dosanya. Jika ia mengira taubatnya akan Aku terima maka Aku akan menerima taubatnya. Jika ia berharap akan Aku kabulkan doanya maka akan Aku kabulkan. Dan jika ia mengira Aku mencukupi kebutuhannya maka akan Aku cukupi kebutuhan yang dimintanya. Penjelasan ini seperti tuturkan oleh al-Qadli โ€˜Iyadl al-Maliki.


Dzikir Berjamaโ€™ah Setelah Shalat Dengan Suara Keras

Para ulama telah sepakat akan kesunnahan berdzikir setelah shalat (Lihat an-Nawawi dalam al-Adzkar, h. 70). Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya: โ€œAyyudduโ€™a Asmaโ€™u?โ€. (Apakah doa yang paling mungkin dikabulkan?). Rasulullah menjawab:

ุฌูŽูˆู’ูู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูุŒ ูˆูŽุฏูุจูุฑูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุงู„ู’ู…ูŽูƒู’ุชููˆู’ุจูŽุงุชูุŒ ู‚ุงู„ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠู‘: ุญูŽุฏููŠู’ุซูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŒ

โ€œDoa di tengah malam, dan seusai shalat fardluโ€. (at-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini Hasan)

Dalil-dalil berikut ini menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara berjamaโ€™ah setelah shalat secara khusus. Di antaranya hadits dari sahabat โ€˜Abdullah ibn โ€˜Abbas, bahwa ia berkata:

ูƒูู†ู’ุชู ุฃูŽุนู’ุฑููู ุงู†ู’ู‚ูุถูŽุงุกูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุจูุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠู‘ ูˆู…ุณู„ู…)

โ€œAku mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara keras)โ€. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits riwayat al-Imam Muslim disebutkan bahwa โ€˜Abdullah ibn โ€˜Abbas berkata:

ูƒูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุนู’ุฑููู ุงู†ู’ู‚ูุถูŽุงุกูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุจูุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑู (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)

โ€œKami mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara keras)โ€ (HR. Muslim)

Kemudian โ€˜Abdullah ibn โ€˜Abbas berkata:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽูู’ุนูŽ ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ุชู ุจูุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุญููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู†ู’ุตูŽุฑููู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูƒู’ุชููˆู’ุจูŽุฉู ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽู‡ู’ุฏู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠู‘ ูˆู…ุณู„ู…)

โ€œMengeraskan suara dalam berdzikir ketika orang-orang telah selesai shalat fardlu sudah terjadi pada zaman Rasulullahโ€. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat lain, juga diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim, bahwa Ibn โ€˜Abbas berkata:

ูƒูู†ู’ุชู ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุฅูุฐูŽุง ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽูููˆู’ุง ุจูุฐู„ููƒูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชูู‡ู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠู‘ ูˆู…ุณู„ู…)

โ€œAku mengetahui bahwa mereka telah selesai shalat dengan mendengar suara berdzikir yang keras ituโ€. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadits-hadits ini adalah dalil akan kebolehan berdzikir dengan suara keras, tentunya tanpa berlebih-lebihan dalam mengeraskannya. Karena mengangkat suara dengan keras yang berlebih-lebihan dilarang oleh Rasulullah dalam hadits yang lain. Dalam hadits riwayat al-Bukhari dari sahabat Abu Musa al-Asyโ€™ari bahwa ketika para sahabat sampai dari perjalanan mereka di lembah Khaibar, mereka membaca tahlil dan takbir dengan suara yang sangat keras. Lalu Rasulullah berkata kepada mereka:

ุงูุฑู’ุจูŽุนููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููุณููƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ู„ุงูŽ ุชูŽุฏู’ุนููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽุตูŽู…ู‘ูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุบูŽุงุฆูุจู‹ุง ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุชูŽุฏู’ุนููˆู’ู†ูŽ ุณูŽู…ููŠู’ุนู‹ุง ู‚ูŽุฑููŠู’ุจู‹ุง ...

โ€œRingankanlah atas diri kalian (jangan memaksakan diri mengeraskan suara secara berlebihan), sesungguhnya kalian tidak meminta kepada Dzat yang tidak mendengar dan tidak kepada yang ghaib, kalian meminta kepada yang maha mendengar dan maha โ€œdekatโ€ โ€ฆโ€. (HR. al-Bukhari)

Hadits ini bukan melarang berdzikir dengan suara yang keras. Tetapi yang dilarang adalah dengan suara yang sangat keras dan berlebih-lebihan. Hadits ini juga menunjukkan bahwa boleh berdzikir dengan berjamaโ€™ah, sebagaimana dilakukan oleh para sahabat tersebut. Yang dilaraang oleh Rasulullah dalam hadits ini bukan berdzikir secara berjamaโ€™ah, melainkan mengeraskan suara secara berlebih-lebihan.


Doa Berjamaโ€™ah

Rasulullah bersabda:

ู…ูŽุง ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนูŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ููŽุฏูŽุนูŽุง ุจูŽุนู’ุถูŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽู†ูŽ ุงู„ุขุฎูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงุณู’ุชูุฌููŠู’ุจูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุญุงูƒู… ููŠ ุงู„ู…ุณุชุฏุฑูƒ ู…ู† ุญุฏูŠุซ ู…ุณู„ู…ุฉ ุจู† ุญุจูŠุจ ุงู„ูู‡ุฑูŠ)

โ€œTidaklah suatu kaum berkumpul, lalu sebagian berdoa dan yang lain mengamini, kecuali doa tersebut akan dikabulkan oleh Allahโ€. (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak dari sahabat Maslamah ibn Habib al-Fihri).

Hadits ini menunjukkan kebolehan berdoa dengan berjamaโ€™ah. Artinya, salah seorang berdoa, dan yang lainnya mengamini. Termasuk dalam praktek ini yang sering dilakukan oleh banyak orang setelah shalat lima waktu, imam shalat berdoa dan jamaโ€™ah mengamini.
Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Minhaj al-Qawim Syarh al-Muqaddimah al-Hadlramiyyah, menuliskan sebagai berikut:


[
ูˆูŽูŠูุณูุฑู‘ู ุจูู‡ู] ุงู„ู’ู…ูู†ู’ููŽุฑูุฏู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ู…ู ุฎูู„ุงูŽูู‹ุง ู„ูู…ูŽุง ูŠููˆู’ู‡ูู…ูู‡ู ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽูˆู’ุถูŽุฉู (ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ุฅูู…ูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูุฑููŠู’ุฏู ุชูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููŠู’ู†ูŽ ููŽูŠูŽุฌู’ู‡ูŽุฑู ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ููˆู’ุง) ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุญูู…ูู„ูŽุชู’ ุฃูŽุญูŽุงุฏููŠู’ุซู ุงู„ู’ุฌูŽู‡ู’ุฑู ุจูุฐูŽู„ููƒูŽุŒ ู„ูŽูƒูู†ู’ ุงุณู’ุชูŽุจู’ุนูŽุฏูŽู‡ู ุงู„ุฃูŽุฐู’ุฑูŽุนููŠู‘ู ูˆูŽุงุฎู’ุชูŽุงุฑูŽ ู†ูŽุฏู’ุจูŽ ุฑูŽูู’ุนู ุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุฏูŽุงุฆูู…ู‹ุง


โ€œOrang yang shalat sendirian dan seorang makmum agar memelankan bacaan dzikir dan doa seusai shalatnya, -ini berbeda dengan yang dipahami dari tulisan ar-Raudlah-, kecuali seorang Imam yang bermaksud mengajari para jamaโ€™ah tentang lafazh-lafazh dzikir dan doa tersebut, maka ia boleh mengeraskannya hingga jamaโ€™ah mengetahui dan hafal dzikir dan doa tersebut. Dengan makna inilah dipahami hadits-hadits mengeraskan bacaan dzikir dan doa setelah shalat. Namun al-Imam al-Adzraโ€™i tidak menerima pemahaman seperti ini dan beliau memilih pendapat bahwa sunnah bagi para jamaโ€™ah hendaknya selalu mengeraskan suara mereka dalam membaca dzikir (Sesuai zhahir hadits-hadits di atas)โ€ (al-Minhaj al-Qawim, h. 163).

Dokumen Terkait

0 Komentar untuk "Mengeraskan Dzikir"

Jual beli online dan menyusui anak orang kafir

*SOAL* Bahsulmasail# 1_ *bagaimana hukum orang jual beli online, kalo di bolehkan bagaimana cara akadnya apakah sah hanya melewati telpon sa...